US-2 pernah diincar oleh Indonesia, tapi tersingkir…

ShinMaywa_US-2Toshiro Aoki

Mengenal industri kedirgantaraan Jepang (2): Shin Meiwa, spesialis pembuat pesawat amfibi

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Setelah berakhirnya Perang Dunia ll dan dimulainya Pendudukan Sekutu atas Jepang, larangan pembuatan pesawat terbang mulai diberlakukan pada Desember 1945. Kenyataan pahit ini mengharuskan industri pesawat Jepang mencari pekerjaan lain.

Seperti halnya produsen pesawat lainnya, Kawanishi Aircraft Co. yang mereorganisasi dirinya menjadi ShinMaywa (selanjutnya menjadi Shin Meiwa Industries) pada 5 November 1949 mulai beralih ke bidang usaha pembuatan mesin industri dan sarana transportasi darat.

Kawanishi sendiri selama Perang Dunia ll dikenal sebagai pembuat pesawat amfibi yang andal untuk Militer Jepang. Pesawatnya yang cukup populer adalah H6K Mavis dan H8K Emely. Di akhir perang sempat membangun amfibi raksasa H11K Soku (Blue Sky) namun tak sampai selesai.

Selama tahun 1950-an, dengan munculnya Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet menyebabkan larangan pembangunan pesawat di Jepang dicabut (diperlonggar) oleh Sekutu.

Kesempatan ini dimanfaatkan secara baik oleh Shin Meiwa. Awalnya, perusahaan berfokus pada upaya kecil, seperti memproduksi drop tank. Lalu melakukan pekerjaan overhaul pesawat Jepang dan milik Amerika Serikat seperti pesawat amfibi Martin P5M Marlin milik AL Amerika Serikat.

Selanjutnya atas pengalaman panjang pembuatan pesawat amfibi, Shin Meiwa mulai berniat membangun pesawat baru. Usaha ini dimulai dengan mengkonversi secara besar-besaran Grumman HU-16 Albatross yang disebut sebagai UF-XS untuk Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF).

Atas keberhasilan ini, tahun 1966 JMSDF mengorder pesawat amfibi baru untuk peran antikapal selam (ASW) diberi nama PS-1 sebanyak 23 unit dan enam versi SAR sebagai US-1.

Shin Meiwa US-1Istimewa

Shin Meiwa segera membangun dua prototipe yang dinamai sebagai PS-X. Pesawat sukses terbang perdana pada 5 Oktober 1967 dan mulai berdinas untuk JMSDF tahun 1971.

Selanjutnya JMSDF kembali mengorder varian SAR dengan kemampuan yang ditingkatkan dinamai sebagai US-1A sebanyak 14 pesawat. Pesawat pertama berhasil diterbangkan pada 15 Oktober 1974 dan mulai berdinas tahun berikutnya.

Pesawat PS-1 sendiri aktif digunakan hingga tahun 1989 tatkala perannya digantikan Lockheed P-3 Orion. Sementara US-1 terus aktif hingga 2017 yang posisinya digantikan oleh US-2 yang lebih modern.

US-2 sukses menjalani penerbangan perdana pada 18 Desember 2003 dan pesawat pertama masuk dinas pada 30 Maret 2007. Saat ini JMSDF telah mengoperasikan enam pesawat.

Sebagai catatan, US-2 yang juga dapat digunakan sebagai ‘water bomber’ ini juga telah diminati Angkatan Laut India dan Penjaga Pantai India, termasuk juga oleh Indonesia, Thailand, dan Yunani.

Selain keluarga PS-1, US-1/1A dan US-2, Shin Meiwa pernah menawarkan proyek kapal terbang raksasa dengan kode GS (Giant Seaplane) pada 1977.

Pinterest

GS dapat mengangkut 1.200 penumpang, 344 di dek atas, 626 di dek tengah dan 230 di lantai bawah dan muatan 120 ton. Pesawat dibekali enam mesin turbofan, berdimensi panjang 84 m, rentang sayap 78 m, tinggi 21 m, dan lebar bodi 8 m.

Proyek kedua amfibi jet kapasitas penumpang 30-50 orang dinamai sebagai SS-X pada akhir 1980-an. Pesawat dibekali dua mesin turbofan ini akhirnya tak pernah dibuat begitu juga sang raksasa Shin Meiwa GS.

Selain pesawat amfibi, tahun 1950-an Shin Meiwa pernah membuat pesawat penumpang DH114-TAW (lisensi de Havilland DH114 Heron ) yang digunakan oleh Toa AirWays.

Saat ini Shin Meiwa juga menjadi salah satu mitra utama dari Boeing, Amerika Serikat, dipercaya memasok komponen bagian sayap untuk pesawat seri Boeing 777X dan 787.

Rangga Baswara Sawiyya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *