Akhirnya datang juga, NASAMS 2 lengkapi sistem pertahanan udara TNI

NASAMSSoldatnytt

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Akhirnya datang juga, sistem pertahanan udara NASAMS (Norwegian Advanced Surface to Air Missile System) 2 yang dibeli dari Kongsberg Group, Norwegia pada 2017 silam diberitakan telah tiba di Indonesia.

Hal ini terlihat dari foto-foto yang beredar secara terbatas di kalangan para peminat masalah kemiliteran di negeri ini.

Tidak ada rilis resmi dari pihak Kementerian Pertahanan maupun TNI terkait hal itu.

Namun seperti diberitakan Asia Pacific Defense Journal, sistem ini telah tiba dan kemungkinan besar akan ditempatkan di sekitaran wilayah Jakarta untuk menjaga wilayah udara ibu kota negara.

Sedikitnya ada dua objek vital nasional yang dijaga menggunakan sistem antiserangan udara berbasis rudal udara ke udara AIM-120 AMRAAM ini.

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia memesan dua baterai NASAMS dari Korngsberg Group senilai 77 juta dolar AS.

Menurut sejumlah sumber, ada dua hal yang menyebabkan NASAMS 2 diakuisisi oleh Indonesia. Yaitu, interoberabilitas penggunaan rudal ini dengan pesawat F-16C/D dan sifatnya yang dapat dimobilisasi menggunakan pesawat angkut C-130 Hercules.

Sistem yang akan dioperasikan oleh TNI Angkatan Udara ini juga dapat difungsikan sebagai sistem pertahanan udara bergerak.

NASAMS 2 telah menggunakan Link 16

NASAMS 2 dikembangkan bersama oleh Kongsberg Defense & Aerospace (KDA) dari Norwegia dengan Raytheon dari Amerika Serikat.

NASAMS pertama kali dibuat untuk memenuhi kebutuhan sistem persenjataan bagi Royal Norwegian Air Force (RNoAF).

Sistem ini mulai beroperasi penuh sejak 1998.

Baca Juga: Raytheon dapat kontrak membuat rudal AMRAAM, termasuk untuk Indonesia

NASAMS 2 merupakan pengembangan dari NASAM. Versi ini mulai ditingkatkan kemampuannya sejak 2006 atas permintaan RNoAF.

Perbedaan utama dengan NASAMS versi pertama adalah digunakannya Link 16 pada NASAMS 2 serta radar darat yang lebih baik.

Satu baterai NASAMS terdiri dari 12 peluncur rudal

Satu Baterai NASAMS terdiri dari 12 peluncur rudal yang masing-masing peluncur dapat mengakomodir enam rudal AIM-120 AMRAAM.

Kemudian ada delapan radar (AN/MPQ-64 Sentinel F1 Improved Sentinel X band 3D radar), satu pusat kendali tembakan (CTOC), satu kendaraan kamera elektro-optik (MSP500) dan satu kendaraan Tactical Control Cell (TCC).

Radar baru yang dapat dipasang di berbagai kendaraan, memiliki catu daya sendiri dan dapat memproses serta mendistribusikan data secara mandiri.

Kendaraan dapat dihubungkan melalui hubungan radio, kabel, melalui Multi Rolle Radio, atau melalui TADKOM.

Baca Juga: Washington setujui penjualan 100 rudal AMRAAM ke Spanyol

Radar ini memiliki spektrum frekuensi yang lebih luas dan kecepatan rotasi variabel yang telah ditingkatkan kapasitasnya untuk melihat dan mengikuti target.

Setiap modul dapat secara otomatis menentukan posisinya dengan northfinder dan instrumen GPS-nya. Modul pusat kendali dapat dipasang pada berbagai macam kendaraan.

Sensor elektro-optik MSP500 dilengkapi dengan pengintai laser, kamera TV, dan kamera termografi yang ditingkatkan.

Roni Sontani

9 Replies to “Akhirnya datang juga, NASAMS 2 lengkapi sistem pertahanan udara TNI”

  1. Perbanyak vera NG dan rudal hanud di darat …fighter f16,sukhoi27/30,rafale+f15ex sdh cukup jangan tambah lagi karena rentan tembakan rudal lawan..

  2. Daripada beli jet tempur yang mihil bingit, mending Indonesia banyakin aja baterai² macam S300, S400…serangan awal musuh bisa dipastikan dari udara, dari jet² tempur mereka, maka dari itu perkuat pertahanan Indonesia dengan mensiagakan banyak baterai di titik² vital di negara ini!

    1. Indonesia bukan negri dataran rata kayak eropa, tapi berbukit dan bergunung. Jd mubazir kalo pake s300 atau s400. Gak efektif jangkauannya mentok gunung dan bukit

      1. Nantilah urusan S 400
        Lumayan buat sementara nasams 2, cuma diperbanyak aja dan sebar di seluruh pulau strategis buat pertahanan indonesia

  3. Indonesia harus bisa TOT untuk pembuatan rudal dan sistem persenjataan berpandu,, sehingga bisa mandiri,, kalo gak bisa ya bikin rudal terus di tempelin genderuwo biar bisa meluncur ke sasaran dg cepaaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *