Turun Gunung, Pengebom Nuklir B-1B Lancer Dilibatkan dalam Latihan Perang Gabungan

ANGKASAREVIEW.COM – Pesawat pengebom nuklir jarak jauh B-1B Lancer yang diproduksi tahun 1980-an dan telah menjalankan misi tempur untuk menjatuhkan bom-bom konvensional pada Perang Irak, konflik di Kosovo, dan Perang Afganistan terbukti sebagai pesawat yang telah teruji (combat proven).

Oleh karena itu USAF yang saat ini memiliki 66 B-1 B berusaha untuk tetap memelihara kemampuan pengebom nuklir strategis berkecepatan supersonik ini hingga tahun 2030.

Salah satu kemampuan B-1B yang ditingkatkan adalah keterampilan para awaknya ketika menghadapi peperangan udara modern dan ada kemungkinan pesawat ini akan bertemu dengan para pengebom rivalnya, yakni Tu-160 dari Rusia, H-6 dari China.

Pertemuan ketiga pesawat pengebom nuklir strategis itu bukan dalam artian bertarung antara satu dengan yang lainnya. Melainkan, bagaimana cara pesawat pengebom bersangkutan saling adu keterampilan untuk menghindari sergapan jet-jet tempur lawan.

Guna mengasah kemampuan menghadapi pertempuran di udara sekaligus mengasah katerampilan dalam pertempuran yang bersifat gabungan dengan matra lain dari negara-negara koalisi, untuk pertama kalinya B-1B dilibatkan dalam latihan perang bersandi Joint Air Defense Exercise 19-01 (JADEX). Latihan berlangsung di kawasan Timur Tengah pada akhir Februari 2019.

Latihan perang yang melibatkan pesawat-pesawat tempur dari negara koalisi ini selain untuk meningkatkan kesiapan tempur sistem pertahanan udara US Central Command (CENTCOM), juga untuk mengasah kemampuan B-1B. Diskenarionak, B-1B yang mengudara dari Qatar tiba-tiba disergap oleh ‘jet tempur Rusia’.

B-1BAFCENT

Untuk menghadapi sergapan jet tempur Rusia yang disimulasikan oleh kawanan F-15E Strike Eagle itu, B-1B melaksanakan sejumlah manuver dan koordinasi dengan jet-jet tempur pengawal sekaligus berkomunikasi secara interoperabilitas dengan sistem pertahanan  udara koalisi yang berada di darat dan kapal-kapal perang.

“Intinya melalui JADEX semua kekuatan koalisi di Timur Tengah dan Kawasan Teluk selalu dalam keadaan siaga dan terlatih baik serta siap menghadapi semua tantangan peperangan tingkat regional dan internasional yang akan terjadi,” papar komandan gabungan kekuatan  udara JADEX Letnan Jenderal Joseph Guastella.

Latihan perang gabungan JADEX sendiri merupakan salah satu simulasi latihan peperangan mendekati pertempuran yang sesungguhnya dan  rutin diselenggerakan oleh CENTCOM. Di luar ini masih ada 75 latihan perang lainnya yang melibatkan kekuatan tempur dari negara-negara koalisi.

Sedangkan bagi B-1B, JADEX telah terbukti meningkatkan keterampilan para awaknya, khususnya dalam peperangan yang bersifat gabungan yang harus dijalankan secara cepat, tepat, dan akurat.

Melalui latihan perang JADEX, B-1B yang masih menjadi andalan USAF untuk melaksanakan misi pengeboman jarak jauh, meski merupakan pesawat tua pesawat ini terbukti makin mumpuni.

A Winardi

 

editor: Raider

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *