ANGKASAREVIEW.COM – Insiden penyerangan terjadi di Hotel DusitD2 Nairobi, Kenya pada 15 Januari 2019. Hotel tersebut diserang oleh kelompok bersenjata tak dikenal. Serangan menyebabkan 14 orang tewas dan puluhan lainnya terluka. Seperti dilansir oleh kantor berita AFP, baku tembak berlangsung hingga berjam-jam lamanya. Hingga larut malam.
Awalnya, penyerangan dimulai sekira pukul 15.00 waktu setempat dan sempat terdengar ledakan besar hingga jarak lima kilometer.
Diduga, serangan ini didalangi oleh kelompok militan Somalia, Al-Shabaab, yang memiliki kaitan erat dengan Al-Qaeda.
Joseph Boinnet, Kepala Kepolisian Kenya mengungkapkan, serangan sangat terkoordinasi dan terarah.
Yang menarik disimak dalam drama penyerangan ini, terlihat seorang pria membawa senapan L119A2 yang dilengkapi peredam turut beraksi di tengah penyerbuan.
Jika dilihat dengan seksama, maka terlihat jelas bila pria tersebut bukan berasal dari Kenya. Kulitnya putih. Banyak pihak menuding, pria itu berasal dari kesatuan US Navy SEAL.
Berbekal penelusuran di internet, Angkasa Review mendapatkan sebuah fakta menarik bahwa pria asing yang membantu pasukan keamanan dalam meredakan aksi teror tersebut adalah seorang prajurit SAS (Special Air Service) Inggris.
Fakta yang pertama, pasukan Inggris memang sering bercokol di Kenya. Apalagi Kenya sering dijadikan tempat berlatih bagi pasukan Inggris dengan tajuk latihan Askari Storm. Sehingga, kehadiran pasukan Inggris di Kenya menjadi hal yang cukup lumrah.
Kedua, senjata yang digunakan oleh pria misterius itu adalah senjata standar pasukan Inggris. L119A2 sering dipakai oleh para personel United Kingdom Special Forces.
Jika pembaca Angkasa Review jeli, tampak dengan jelas L119A2 dilengkapi dengan optik Sig Romeo 4t dan senter taktis Surefire RM45L.
Selain itu, terdapat side arm Glock yang jamak digunakan oleh pasukan khusus Inggris.
Walau Kementrian Pertahanan Inggris belum mengeluarkan pernyataan tentang aksi SAS di Kenya, banyak pihak meyakini kalau pria misterius tadi memang berasal dari SAS.
RND
editor: ron
Teroris juga sepertinya mengikuti perkembangan…..tidak menutup kemungkinan….mereka menurunkan tim observer….untuk menyasar atau menargetkan personel asing….ini mungkin yg tidak pernah di sadari oleh pihak keamanan kenya