Cegah Bahaya Radikalisme-Terorisme, BNPT Minta Pihak Kampus Tak Sungkan Melapor

BNPT

ANGKASAREVIEW.COM – Langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencegah bahaya radikalisme negatif dan terorisme di kampus yang dapat mengarah pada terjadinya aksi terorisme di Tanah Air, dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mengajak pihak kampus untuk melapor ke BNPT bila melihat adanya indikasi-indikasi kegiatan tersebut di lingkungan kampus.

Mahasiswa, dalam telaah BNPT, menjadi salah satu sasaran bagi kelompok-kelompok radikal terorisme untuk direkrut masuk ke dalam jaringan mereka.

Sekretaris Utama (Sestama) BNPT Masda TNI Dr. A. Adang Supriyadi, S.T, M.M menyampaikan hal itu saat didaulat menjadi pembicara utama pada kuliah umum di hadapan 450 mahasiswa baru Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya) di Gedung Puri Ardya Garini, Jakarta Timur, Kamis (6/9/2018).

“Kalau di lingkungan kampus Anda ada gejala-gejala radikalisme negatif seperti itu, tolong jangan takut untuk melaporkannya kepada dosen, rektor, atau pihak kampus lainnya. Nanti pihak kampus yang akan melaporkannya kepada kami, BNPT. Selanjutnya kami yang akan melakukan upaya pencegahannya,” ujar Sestama BNPT yang mantan Komandan Lanud Halim Perdanakusuma, Wadankodikau, dan Kadissurpotrudau ini.

Doktor lulusan Universitas Brawijaya, Malang alumni Akademi Angkatan Udara 1985 ini melanjutkan, pentahapan radikalisme negatif diawali dari munculnya sikap intoleran, anti terhadap Pancasila, anti terhadap NKRI, dan penyebaran paham-paham takfiri. Radikalisme negatif inilah, kata Marsda Adang, yang menjadi akar dari terjadinya terorisme.

BNPT

Dipaparkan, bicara soal terorisme maka ada yang namanya pengelompokan. “Mereka terdiri dari beberapa kelompok. Ada kelompok inti, kelompok militan, kelompok simpatisan, dan kelompok pendukung. Mereka secara aktif terus menyebarkan paham-paham dan pengaruhnya kepada masyarakat. Bahkan, kepada anak-anak mereka sendiri,” jelasnya.

Menghadapi fenomena ini, BNPT yang tugas pokok dan fungsinya mengacu kepada Undang-undang No. 5 Tahun 2018 tentang Terorisme melaksanakan strategi dan program pencegahan terjadinya terorisme.

Kepada lingkungan kampus, alumni Program Pascasarjana Universitas Suryadarma ini selanjutnya mengajak segenap sivitas akademika Unsurya termasuk para mahasiswa baru untuk menjauhi ajakan-ajakan atau berbagai upaya yang dilakukan orang lain yang dapat menjerumuskan kita kepada paham-paham radikaliseme negatif dan kelompok terorisme. Untuk itulah, lanjutnya, para mahasiswa juga perlu mendapatkan pendidikan soft skills.

BNPT

“Saya sangat senang sekali diundang oleh Rektor Unsurya untuk memberikan pencerahan kepada adik-adik mahasiswa baru Unsurya ini. Apalagi saya juga lahir dari perguruan tinggi ini. Untuk itu saya ingin agar mahasiwa Unsurya jangan sampai ada yang terpapar paham-paham radikalisme dan terorisme,” ujar penerbang CN235, Fokker 27, dan Boeing 737 yang mantan Komandan Skadron Udara 2, Dawing I Lanud Halim Perdanakusuma, Dankorsis Seskoau, dan Danlanud Husein Sastranegara ini.

Sebelumnya, Rektor Unsurya Marsda (Purn) Potler Gultom, S.H, M.M menyatakan, dirinya sengaja mengundang BNPT sebagai salah satu upaya untuk melakukan pencegahan terjadinya paham radikalisme negatif dan terorisme di lingkungan Kampus Unsurya.
.
“Kami mengundang pihak BNPT yang kebetulan Pak Sestama BNPT ini adalah alumni Unsurya. Agar beliau memberikan pembekalan mengenai apa dan bagaimana sebetulnya terorisme itu dan apakah radikalisme itu,” kata Rektor Unsurya.

Rektor Unsurya berharap, Unsurya bebas dari pengaruh paham-paham negatif seperti paham radikalisme-terorisme yang dapat berdampak buruk, tidak hanya bagi pelaku, melainkan juga terhadap orang lain, bangsa, dan negara.

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *