Serge Dassault dan Warisan Industri Dirgantara Perancis

Reuters

ANGKASAREVIEW.COM – Serge Dassault, Kepala Dassault Group, perusahaan besar yang membidangi industri dirgantara dan media di Perancis, senator, mantan walikota Corberik-Essones, dan juga satu dari lima orang terkaya di Perancis, meninggal dunia pada usia 93 tahun, Senin (28/5/2018).

Pihak keluarga mengatakan, Serge Dassault meninggal di kantornya di kawasan Champs-Elysees, Paris setelah terkena serangan jantung pada sore hari.

Di dunia penerbangan, nama keluarga Dassault sudah tak asing lagi. Nama ini terkenal melalui pabrik Dassault Aviation yang melahirkan beragam seri pesawat tempur maupun pesawat jet pribadi.

Jet tempur Mirage dan Rafale yang paling modern merupakan dua di antara mahakarya yang dihasilkan Dassault Aviation untuk dunia kedirgantaraan. Demikian juga dengan serial jet bisnis Falcon yang laku dan digunakan sebagai salah satu simbol citra kemapanan kalangan pebisnis atau kelompok jet set.

Seluruh masyarakat Perancis, utamanya para Parisien berduka mendengar berpulangnya Serge Dassault, putra dari pendiri Dassault Aviation, Marcel Dassault.

“Perancis kehilangan salah satu putra terbaik yang semasa hidupnya telah mengembangkan kemilau industri Perancis,” kata Presiden Perancis Emmanuel Marcon saat menyampaikan ucapan duka cita.

Nicolas Sarkozy, mantan Presiden Perancis yang sangat dekat dengan keluarga Dassault tak ketinggalan menyampaikan kenangannya. “Serge adalah teman yang sangat visioner dalam mengantisipasi perkembangan dunia tanpa mengorbankan arti dari kehidupan yang ia jalani,” ujar Sarkozy.

Digambarkan, Serge merupakan seorang pekerja keras dengan empat anak dan istri tercintanya, Nicole Raffel. Melalui tangan dinginnya Dassault Group mampu mengibarkan bendera bisnis yang besar, termasuk Dassault Aviation dan Le Figaro harian terbesar yang sangat berpengaruh di Perancis.

Dassault files
Dassault Aviation

Kerajaan bisnis Dassault Group dibangun atas jasa sang ayah Marcel Dassault. Marcel adalah insinyur aeronotika yang menciptakan baling-baling pesawat untuk digunakan dalam pesawat-pesawat Perancis semasa Perang Dunia I.

Kegetiran Perang Dunia II dialami Marcel ketika ia ditangkap pasukan Nazi Jerman yang kemudian mengirimnya ke kamp kematian Buchenwald, di Etterswald. Marcel ditangkap karena keturunan Yahudi ini tidak mau membagi ilmu tekniknya kepada Jerman. Beruntungnya, ia selamat hingga PD II berakhir.

Serge merupakan anak kedua Marcel Dassault yang lahir pada 4 April 1925. Keluarga keturunan Yahudi ini tinggal di Perancis dan kemudian mewarisi perusahaan sang ayah, Societe des Avions Marcel Bloch disingkat “MB” yang didirikan tahun 1929. Kemudian hari perusahaan itu berganti nama menjadi Dassault Aviation.

Serge melewati masa remajanya dengan suram. Sama seperti ayahnya, selama PD II itu, ketika usinya baru beranjak 14 tahun, ia pun harus mendekam di penjara. Sementara ibunya tetap berada di Paris dan bekerja di sebuah perusahaan.

Selepas PD II dan mereka semua selamat, sang ayah pun berpindah keyakinan dari Yahudi dan mengganti nama famnya dari Bloch menjadi Dassault sehingga menjadi Marcel Dassault. Ia lantas mendirikan sejumlah bisnis manufaktur termasuk mengembangkan kembali cikal bakal bisnis penerbangan yang ia rintis sejak 1914.

Sepeninggal sang ayah di tahun 1986, Serge Dassault menjadi pewaris tunggal perusahaan penerbangan milik sang ayah. Tidak mudah mengingat saat itu usianya sudah beranjak 61 tahun. Praktis Serge mengambil alih komando bisnis keluarga di saat ia seharusnya sudah mulai menjalani masa pensiun. Tapi bagi dia, justru di usia itu ia mulai mengemban tugas yang sangat besar. Dia lalu memperluas bisnisnya warisan sang ayah dan mendirikan Dassault Group.

Berperan sebagai pimpinan sekaligus CEO Dassault Group, Dassault berhasil mengakuisisi sejumlah perusahaan di bidang media, pesawat, dan perangkat lunak (software). Tak hanya itu, perusahaan ini pun memiliki anak-anak perusahaan yang tersebar di berbagai negara.

Dassault Aviation

Tahun lalu, Dassault Aviation tercatat sebagai perusahaan multinasional di 83 negara dengan pekerja 11.398 orang yang 9.315 orang di antaranya bekerja di Perancis. Khusus produksi pesawat, perusaahan ini telah mengirimkan 8.000 unit pasca-PD II.

Penyandang gelar sarjana ilmu pengetahuan itu selanjutnya mencoba peruntungan dengan memasuki dunia politik. Ia mendirikan partai Union for a Popular Movement (UMP). Tahun 2004, Dassault diangkat sebagai anggota senat. Lewat posisinya tersebut, dia banyak bicara soal regulasi tenaga kerja dan perpajakan di Perancis. Banyak lintasan kehidupan sebagai politisi ia lampaui termasuk ketika terlibat dalam sejumlah skandal politik.

Bersama Nicole sang istri yang dinikahi pada  5 Juli 1950, keduanya dikaruniai empat anak, yaitu Olivier Dassault, Laurent Dassault, Thierry Dassault, dan Marie-Helene Dassault. Mereka hidup bahagia bahkan Serge merupakan suami yang sangat mencintai istri dan anak-anaknya. Anak sulungnya, Olivier kemungkinan besar akan meneruskan warisan industri dirgantara Perancis yang dirintis oleh sang kakek.

RONI SONTANI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *