ANGKASAREVIEW.COM – Jurusan Keselamatan Penerbangan (Kespen) merupakan salah satu jurusan dari empat jurusan yang ada di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Tangerang, Banten. Ketiga jurusan lainnya adalah Jurusan Penerbang (PNB), Jurusan Teknik Penerbangan (Tekpen), dan Jurusan Manajemen Penerbangan (Manpen).
Di Jurusan Keselamatan Penerbangan terdapat empat Program Studi, yakni Pemanduan Lalu Lintas Udara (PLLU), Komunikasi Penerbangan (KP), Penerangan Aeronautika (PA), serta Perolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK).
Sekretaris Jurusan Kespen STPI Dedy Fachrudin menjelaskan, pada tahun lalu Jurusan Kespen termasuk yang mendapatkan program kerja sama dengan instansi lain relatif paling banyak. Di antaranya dengan TNI AU, AirNav Indonesia, bandara swasta, maupun Ditjen Perhubungan Udara. Pun demikian, di tahun ini diharapkan kerja sama yang dibangun akan lebih banyak lagi.
“Untuk Diklat PKP-PK kami bekerja sama dengan Ditjen Perhubungan Udara, dalam hal ini UPBU (Unit Pelaksana Bandar Udara) di bawah Kementerian Perhubungan. Mereka menyekolahkan personel PKP-PK yang belum mempunyai lisensi atau sertifikat kompetensi di sini,” kata Dedy kepada Majalah Langit Biru beberapa waktu lalu.
Jurusan Kespen juga bekerja sama dengan operator bandar udara swasta. Antara lain dengan PT Nusa Halmahera Minerals, perusahaan pertambangan mineral di Maluku Utara.
“Mereka punya bandara, punya operator bandara untuk pergerakan pegawai dan staf mereka yang ditempatkan di sana. Jadi mereka jika mau mengembangkan bandara ke tingkatan tertentu, pesawat tertentu masuk, harus dilengakapi dengan PKP-PK sesuai dengan persyaratannya. Maka mereka akhirnya menyekolahkan personelnya ke sini untuk Diklat Basic PKP-PK,” tambah lulusan Komunikasi Penerbangan STPI ini.
Di luar itu, masih banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh Jurusan Kespen seperti Diklat SMS (Safety Management Systems), refreshing ATC dan APP, serta PANS OPS (Procedure of Air Navigation Services-Aircraft Operation). “Harapannya ke depan kami tetap bisa bersinergi, bisa melayani dengan baik apa yang menjadi kebutuhan pasar, kebutuhan masyarakat, maupun kebutuhan mitra,” jabar Dedy.
Laboratorium lengkap
Bicara soal fasilitas, kelahiran Jombang, Jawa Timur yang masih lajang ini memaparkan, Jurusan Kespen STPI memiliki lab yang cukup lengkap. Di sini ada dua laboratorium radar buatan Raytheon dan Comsoft untuk praktik Prodi PLLU. Utilitasnya mendekati 100% karena setiap hari digunakan.
Selain laboratorium radar, ada juga laboratorium Airspace Capacity Management untuk desain penataan kapasitas airspace.
Selanjutnya ada lab PANS OPS dan lab manual. Lab manual terdiri dari Tower Aerodrome Manual, untuk APP Non Radar dan ACC Non Radar. Pemanduannya dilakukan tanpa melihat layar radar atau monitor alias berdasarkan analisa. Operatornya menghitung lalu lintas pesawat sacara manual.
Sementara untuk laboratorium otomasi, di Kespen terdapat lab AFIS/Tower 360. Lab ini pemandangannya persis seperti di tower sesungguhnya. Di lab ini bisa dilaksanakan berbagai praktik sesuai bandara yang akan dilatihkan, meliputi bandara dengan satu maupun dua landasan.
Demikian juga dengan jumlah pesawat yang akan diatur. Bisa ditampilkan sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan. “Mau berapa pesawat pun bisa. Ditambah lagi misalnya ada accident maupun incident seperti mesin pesawat terbakar atau lainnya. Semua bisa diset,” tambah Dedy.
Tidak hanya itu, bandaranya pun bisa diciptakan sendiri. “Kalau untuk latihan di sini kebetulan senior kami, Pak Aminarno Budi Pradana, sudah menciptakan bandara bayangan yang namanya Seahorse International Airport,” lanjut Sekjur Kespen STPI yang menjabat sejak Juli 2017 ini.
Itu untuk Prodi PLLU. Sementara laboratorium untuk Prodi Komunikasi Penerbangan terdapat lab Aeronautical Fixed Telecommunication Network (AFTN). AFTN merupakan peralatan yang digunakan untuk distribusi berita penerbangan seperti, departure, flight plan, arrival, notam, dan sebagainya.
Kemudian untuk Prodi Penerangan Aeronautika, terdapat lab Kartografi dan lab Briefing Practice/Briefing Officer.
Untuk Prodi PKP-PK terdapat fasilitas antara lain kendaraan praktikum. Mulai dari ambulance, mobil pemasok, dan kendaraan pemadam api. “Kami juga punya mock-up pesawat untuk latihan pemadaman kebakaran. Besar kecilnya api bisa diatur melalui main-control.”
Selanjutnya ada juga Helicopter Under Water Evacuation Training (HUWET), berupa fasilitas helikopter kecil berkapasitas empat penumpang yang dimasukkan ke kolam dan diguncangkan. “Di alat praktik ini antara lain bisa diajarkan bagaimana misalnya keluar dari helikopter manakala jatuh ke laut atau perairan,” pungkas Dedy.
(RON/ERY)