Berita

Lion Air Tak Bisa Jamin Penerbangan Tepat Waktu

ANGKASAREVIEW.COM – Edward Sirait, President and CEO Lion Air Group mengaku bahwa pihaknya tak bisa menjamin seluruh jadwal penerbangan Lion Air berjalan tepat waktu. Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan keterlambatan sebuah penerbangan.

“Sebenarnya dalam penerbangan dan teori yang saya tahu, 15 persen itu enggak mungkin tepat waktu karena ada faktor cuaca, catatan-catatan kerusakan yang tidak diduga,” kata Edward seperti dikutip oleh Kompas.com, Selasa (10/4/2018).

Ia mengatakan, ada banyak faktor yang tidak bisa dikontrol oleh siapapun, termasuk oleh maskapai. Edward pun mengandaikan jika hanya Tuhan lah yang mampu untuk membuat seluruh jadwal penerbangan tepat waktu.

Baca juga:
Lion Air Group Borong 50 Unit Pesawat Boeing 737 MAX 10
Tak Terima Delay, Penumpang Citilink Bakar Rokok Saat Masuk Pesawat

“Kenapa saya bilang bukan Tuhan? Bisa saja ada hujan, atau ban kempis, begitu,” tambahnya.

Yang bisa dilakukan oleh maskapai hanyalah mengatur manajemen delay sebaik mungkin. Manajeman delay ini meliputi penanganan penumpang yang penerbangannya terlambat agar mereka mendapatkan hak-haknya sesuai aturan dan para penumpang tetap merasa nyaman.

Soal hak-hak penumpang yang penerbangannya mengalami keterlambatan ini memiliki dasar hukum dari Peraturan Menteri Perhubungan no. 9 tahun 2015.

Peraturan itu membagi poin keterlambatan ke dalam enam kategori berbeda. Mulai dari keterlambatan 30-60 menit, 61-120 menit, 121-180 menit, 181-240 menit, 240 menit, hingga kategori pembatalan penerbangan.

Faktor penyebab keterlambatan pun dirinci secara detil. Tujuannya untuk mengatur mana faktor yang membuat maskapai wajib memberikan kompensasi. Biasanya jika keterlambatan disebabkan oleh faktor alam, maka maskapai penerbangan tidak wajib memberikan kompensasi.

Soal bentuk kompensasi pun diatur secara detil, mulai dari penggantian kerugian dengan makanan kecil, hingga pengembalian tiket. (IAN)

admin

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

8 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

11 hours ago