Kerja Sama PTDI dan Avitra Aerospace Technologies Perkuat Pemasaran Hingga Produksi N219

ptdiPTDI

ANGKASAREVIEW.COM – Pada hari ke-2 penyelenggaraan Singapore Airshow 2018, PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI dan Avitra Aerospace Technologies menandatangani sebuah Framework Agreement. Framework tersebut berisi tentang Pemasaran, Pengadaan dan Produksi pesawat N219 Nurtanio untuk para customer di wilayah yang disetujui oleh kedua belah pihak.

Framework Agreement tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama PTDI, Elfien Goentoro dan Executive Chairman Avitra Aerospace Technologies, Patrick Goh, di booth PTDI. Penandatanganan ini disaksikan oleh Menteri BUMN Republik Indonesia, Rini Soemarno dan Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Ryamizard Ryacudu.

Penandatanagan akan ditindak lanjut lagi pada kontrak yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Framework Agreement antara PTDI dan Avitra Aerospace Technologies berlaku selama dua tahun dari tanggal efektif dan dapat diperpanjang dengan persetujuan kedua belah pihak.

Baca Juga: Samakan Langkah dengan PTDI, KSAU Dukung Penuh Industri Dirgantara Nasional

Pesawat N219 Nurtanio merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 penumpang dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23. Ide dan desain dari pesawat dikembangkan oleh PTDI dengan pengembangan program dilakukan oleh PTDI dan LAPAN.

N219 Nurtanio pada dasarnya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara di area perbatasan, yang memiliki kemampuan take-off dan landing di landasan yang pendek, tidak beraspal, serta yang bertanah, berumput atau berbatu.

N219 Nurtanio dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, seperti angkutan penumpang, angkutan barang maupun ambulan udara. Pesawat N219 Nurtanio juga sangat relevan dengan kondisi alam di Indonesia, yang pada umumnya berbukit-bukit dan terdapat banyak pegunungan.

Baca Juga: Ditjen Hubud Beri Dorongan Teknis Agar PTDI Lebih Progresif di Pasar Internasional

Pesawat N219 Nurtanio memiliki kecapatan (speed) maksimum mencapai 210 knot, dan kecepatan terendah mencapai 59 knot, artinya kecepatan cukup rendah pun pesawat masih bisa terkontrol, ini sangat penting terutama saat memasuki wilayah yang bertebing-tebing, diantara pegunungan yang membutuhkan pesawat dengan kemampuan manuver dan kecepatan rendah.

Penandatangan kerja sama ini membuktikan bahwa pesawat N219 Nurtanio diminati tidak hanya oleh operator dan pemerintah di dalam negeri tetapi juga diminati oleh customer di luar negeri, sehingga kedepannya PTDI akan semakin dikenal di kancah internasional. (ERY)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *