Berita

Inilah Penyebab Keterlambatan Penerbangan di Indonesia

ANGKASAREVIEW.COM – Direktorat Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merilis data soal keterlambatan penerbangan domestik di Indonesia yang terjadi pada tahun 2017 lalu. Dalam data tersebut kita bisa mengetahui penyebab terlambatnya sebuah penerbangan.

Menurut laporan tersebut, penyebab keterlambatan penerbangan domestik tahun lalu masih didominasi faktor-faktor yang sifatnya non teknis dan non operasional dari bandara. Sebanyak 80.094 dari 159.153 penerbangan terlambat terjadi karena adanya masalah di pihak maskapai.

Baca juga:

Khawatir Pesawat Delay? Tinggal Intip di Google Flight

Kalahkan Batik Air, Nam Air Jadi Maskapai dengan OTP Tertinggi Tahun 2017

Namun, faktor teknis operasional bandara juga masih menjadi penyebab keterlambatab. Faktor ini menyumbang keterlambatan sebanyak 53.250 penerbangan, atau 6,43 persen dari total keterlambatan.

Faktor cuaca yang tidak bisa dikendalikan oleh siapapun justru tidak terlalu berpengaruh besar. Sebab, di tahun 2017 lalu tercatat hanya ada 11.879 keterlambatan penerbangan yang disebabkan oleh faktor cuaca. Jumlah ini hanya berkisar di angka 1% dari total keterlambatan.

Ditjen Udara mengatakan, tahun 2017 lalu tercatat ada 159.153 keterlambatan penerbangan, atau sekitar 19,21% dari jumlah penerbangan domestik yang ada. Total penerbangan domestik 2017 tercatat sebanyak 828.609 penerbangan.

Sedangkan penerbangan yang dibatalkan hanya sebesar 0,66%, atau setara dengan 5.432 penerbangan.

Dalam laporan tersebut juga dirilis data soal maskapai penerbangan di Indonesia yang memiliki On Time Performance (OTP), atau tingkat ketepatan waktu paling tinggi. Dalam catatan itu disebutkan, NAM Air bertengger di urutan pertama dengan tingkat ketepatan mencapai 92,62%.

Posisi NAM Air diikuti oleh sang “kakak”, yaitu Sriwijaya Air dengan OTP mencapai 88,69% dari total penerbangan. Angka ini tidak terpaut jauh dengan Batik Air yang berada di posisi ketiga dengan OTP 88,66%.

Maskapai pelat merah Garuda Indonesia sendiri berada di posisi keempat dengan tingkat OTP 88,53% dan diikuti oleh dengan ketepatan waktu 88,33%

Tanpa menyebut angka pasti, tingkat OTP maskapai domestik ini menurut pihak Kemenhub telah melampaui target ketepatan waktu penerbangan di tahun 2017. (IAN)

admin

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

3 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

4 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

7 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

9 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

10 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

10 hours ago