AIRSPACE REVIEW – Indonesia telah mencapai tonggak penting dalam modernisasi angkatan lautnya dengan peluncuran fregat pertama kelas Merah Putih, yang akan beroperasi sebagai KRI Balaputradewa-322. Kapal ini dibuat oleh PT PAL berdasarkan desain Arrowhead 140 dari Babcock, Inggris.
Peluncuran dan penamaan KRI Balaputradewa-322 telah dilaksanakan pada Kamis malam, 18 Desember 2025, di fasilitas PT PAL di Surabaya.
Proyek strategis Fregat Merah Putih (FMP) merupakan inisiatif utama Kementerian Pertahanan RI untuk memperkuat pertahanan maritim. Seluruh proses pengadaan dan pengembangan kapal ini dilakukan untuk memenuhi spesifikasi operasional ketat dari TNI Angkatan Laut sebagai penggunanya.
Visi strategis pertahanan negara tersebut didorong oleh Presiden RI Prabowo Subianto, termasuk saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI. Pelaksanaan proyek ini merupakan implementasi dari kemampuan industri pertahanan dalam negeri, khususnya PT PAL.
Dasar hukum proyek ini dimulai pada 16 September 2021 di London, Inggris. Saat itu, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace menyaksikan penandatanganan kontrak produksi fregat Arrowhead 140, dengan penandatanganan oleh Direktur Utama PT PAL Indonesia, Kaharuddin Jenod.
Fregat ini memiliki dimensi besar, mencapai panjang 140 meter dengan bobot sekitar 5.996 ton pada muatan penuh. Kapal dirancang sebagai platform multirole canggih yang mampu menghadapi berbagai skenario pertempuran.
Persenjataan dan Sistem Kapal
Inti dari kemampuan serang dan pertahanan udara FMP adalah Sistem Peluncur Vertikal (VLS) 64 sel dari Roketsan, Turkiye. VLS ini memungkinkan kapal membawa campuran rudal strategis.
Rudal yang dapat diluncurkan mencakup rudal antipesawat jarak menengah dan rudal antikapal jarak menengah hingga jauh. Ini diharapkan menjadikannya benteng pertahanan udara yang tangguh.
Sebagai senjata utama di permukaan, FMP KRI Balaputradewa-322 dilengkapi dengan dua pucuk meriam Leonardo 76 mm. Kedua meriam ini terpasang di bagian depan kapal untuk memberikan dukungan tembakan dan serangan presisi.
Pertahanan jarak dekat (CIWS) FMP diperkuat oleh meriam Millennium 35 mm buatan Rheinmetall. CIWS ini sangat krusial untuk menangkis ancaman cepat seperti rudal antikapal dan drone.
Melengkapi pertahanan titik, FMP juga membawa empat unit meriam kendali jarak jauh 12,7 mm. Meriam ini berfungsi untuk pertahanan terdekat terhadap sasaran asimetris.
Dalam peran antikapal selam, FMP dilengkapi dua tabung torpedo, masing-masing dengan tiga laras. Tabung torpedo yang digunakan adalah model Leonardo B515/3.
Kemampuan ASW didukung oleh sistem sonar canggih yang terpasang pada lambung kapal. Sonar ini adalah model Fersah 100-N/MF yang diproduksi oleh Aselsan dari Turkiye.
Sensor dan Manajemen Tempur
Seluruh sistem senjata dan sensor FMP dikendalikan oleh Sistem Manajemen Tempur (CMS) Advent. CMS berteknologi tinggi ini dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Turkiye lainnya, yaitu Havelsan.
Berbagai sensor utama diintegrasikan ke dalam CMS Advent untuk memberikan kesadaran situasional lengkap. Salah satunya adalah radar AESA 2D Cenk 400-N, sebagai sensor pengawasan udara utama.
Sensor lain termasuk radar multifungsi Mete Han dan radar khusus kendali helikopter MAR-D. Akurasi penembakan didukung oleh radar kendali tembakan Akrep.
Performa dan Mobilitas
KRI Balaputradewa-322 ditenagai oleh empat mesin diesel dalam konfigurasi CODAD. Konfigurasi ini memungkinkan kombinasi daya yang efisien untuk berbagai kecepatan.
FMP mampu mencapai kecepatan maksimum yang tinggi hingga 28 knot. Pada kecepatan jelajah yang ekonomis (15 knot), kapal ini memiliki jangkauan operasional yang luar biasa, mencapai 9.000 mil laut.
Sebagai kapal fregat berbobot besar, KRI Balaputradewa-322 dirancang dengan akomodasi yang memadai untuk misi jangka panjang.
Kapal ini mampu menampung kru inti sekitar 100 hingga 120 personel. Namun, total akomodasi yang disediakan oleh desain Arrowhead 140 memungkinkan kapal menampung hingga 160 orang. Hal ini memberikan fleksibilitas untuk membawa personel tambahan seperti tim operasi khusus atau tim pelatihan.
Setelah acara Shipnaming dan Launching KRI Balaputradewa-322 yang dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto mewakili Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin, pada 18 Desember 2025, pihak PT PAL mengatakan masih ada tahapan panjang untuk preses integrasi sistem dan persenjataan pada kapal ini.
Meski PT PAL tidak menjelaskan secara rinci tahapan-tahapan pengerjaan berikutnya, tahapan dalam proses pembuatan kapal perang berikutnya biasanya adalah proses integrasi seluruh sistem, khususnya Sistem Manajemen Tempur (CMS), radar, dan persenjataan.
Setelah semua proses instalasi selesai, kemudian dilaksanakan pengujian fisik seluruh paket persenjataan, termasuk VLS 64 sel dan meriam-meriam kaliber besar.
Proses ini mencakup Harbour Acceptance Trials (HAT) yang menguji fungsi kapal saat sandar, dan diakhiri dengan Sea Acceptance Trials (SAT) atau uji coba di laut.
Jika semua uji coba performa dan tempur berhasil dan telah mendapatkan sertifikasi, kapal siap untuk diserahterimakan dan dikukuhkan secara resmi ke dalam jajaran operasional TNI Angkatan Laut. (RNS)


Balaputradewa class Multi-Mission Frigate akan menjadi kapal kombatan terbesar sekaligus termodern dengan persenjataan lengkap di kawasan Asia Tenggara, patut ditambah lagi ke depannya 👍