Mencermati ancaman rudal ICBM RS-24 Yars Rusia: Mengapa hulu ledak termonuklir jauh lebih berbahaya dari hulu ledak nuklir

Perbandingan efek ledakan bom nuklir dengan bom termonuklirIstimewa

AIRSPACE REVIEW – Rusia secara resmi telah menyiagakan rudal-rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-24 Yars ke dalam peluncur-peluncur silo (bawah tanah) di seluruh negeri. Pernyataan ini diumumkan secara resmi oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 18 Desember 2025, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global.

Moskow bermaksud memberi pesan langsung tentang kesiapan tempur rudal termonuklir Rusia dan upaya berkelanjutan negara pewaris utama Uni Soviet ini untuk mempertahankan kemampuan pencegahan yang kuat.

RS-24 Yars Rusia dilengkapi dengan hulu ledak termonuklir. Rudal antarbenua ini dirancang untuk membawa beberapa hulu ledak (MIRV), yang masing-masing hulu ledak tersebut membawa kemampuan destruktif termonuklir yang masif.

RS-24 mewakili kekuatan penangkal tertinggi dalam persenjataan modern, karena satu hulu ledak MIRV saja menimbulkan daya hancur yang melampaui gabungan puluhan hulu ledak nuklir (fisi) generasi lama, menjadikannya ancaman strategis yang mampu mengubah keseimbangan kekuatan global.

Seorang pembaca bertanya apa perbedaan hulu ledak nuklir dengan hulu ledak termonuklir, lebih berbahaya mana akibat yang ditimbulkannya?

Pada dasarnya, hulu ledak nuklir (fisi) beroperasi menggunakan proses fisi atom. Ini adalah pemecahan atom berat seperti Uranium atau Plutonium menjadi bagian yang lebih ringan, yang kemudian melepaskan sejumlah besar energi.

Kekuatan ledakan dari senjata nuklir diukur dalam satuan kiloton (kT), artinya dalam ribuan ton bahan peledak TNT.

Daya hancur yang dihasilkan oleh hulu ledak nuklir sudah cukup untuk melenyapkan sebuah kota kecil atau sedang, seperti halnya telah dibuktikan dalam pengeboman Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang oleh Amerika Serikat dalam Perang Dunia II.

Sementara itu, hulu ledak termonuklir, atau dikenal sebagai Bom Hidrogen (Bom H), memiliki tingkat kekuatan yang lebih besar lagi, karena merupakan proses fusi atom, yaitu penggabungan atom ringan seperti isotop Hidrogen. Peristiwa ini serupa ledakan yang terjadi di Matahari.

Reaksi fusi membutuhkan energi yang luar biasa besar untuk memulainya, sehingga hulu ledak nuklir (fisi) digunakan sebagai pemicu awalnya.

Hasilnya adalah pelepasan energi yang jauh lebih besar dan efisien, sehingga kekuatan ledakannya tidak lagi diukur dalam kiloton seperti bom nuklir, melainkan dalam megaton (MT), yaitu setara dengan jutaan ton TNT. Ingat lagi tadi bahwa bom nuklir kekuatannya dihitung dalam ribuan ton (kiloTon/kT).

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hulu ledak termonuklir jauh lebih berbahaya dibanding hulu ledak nuklir. Peningkatan dari kiloton (kT) ke megaton (MT) adalah lompatan kekuatan yang berlipat ganda.

Jika hulu ledak nuklir mampu meratakan kawasan pusat kota, maka hulu ledak termonuklir berpotensi melenyapkan seluruh kota metropolitan besar dan wilayah sekitarnya. Zona kematian makhluk hidup lebih luas lagi akibat gelombang kejut, panas membara, dan paparan material radioaktifnya.

Inilah mengapa rudal strategis seperti RS-24 Yars Rusia dilengkapi dengan hulu ledak termonuklir, yang artinya sangat berbahaya sekali bila diluncurkan terhadap sasarannya.

Jatuhan Radioaktif Termonuklir Lebih Luas, Hingga Ribuan Kilometer

Bahaya lainnya dari hulu ledak termoniklir dibandingkan dengan hulu ledak nuklir, adalah luasnya jatuhan (fallout) radioaktif yang ditimbulkan.

Fallout) radioaktif adalah material radioaktif yang terangkat ke atmosfer oleh ledakan nuklir dan kemudian turun kembali ke permukaan tanah.

Jumlah material radioaktif yang dihasilkan dari ledakan termonuklir lebih banyak dan lebih luas dibandingkan material radioaktif nuklir.

Bom nuklir seperti bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, meledak di udara, bukan di permukaan tanah. Karena ledakan terjadi di udara, bola api tidak banyak menyentuh tanah dan tidak menarik banyak material tanah.

Fallout yang jatuh ke tanah di area yang jauh dari titik ledakan dapat dikatakan relatif rendah dan tidak menyebar terlalu luas. Tanah tidak tercemar secara permanen oleh lapisan jatuhan material radioaktif tebal.

Sedangkan bom termonuklir diledakkan sebagai serangan darat atau dekat tanah. Akibatnya akan menghasilkan fallout yang jauh lebih parah dan menyebar luas.

Daya ledak megaton dari hulu ledak termonuklir yang sangat besar, ditambah ledakan yang terjadi di atau dekat permukaan tanah, akan menarik ribuan ton material tanah, puing-puing, dan air ke dalam awan jamur.

Reaksi fusi dari hulu ledak termonuklir ini akan menciptakan banyak neutron yang kemudian berinteraksi dengan bahan-bahan di sekitar ledakan, seperti baja, beton, dan tanah, yang kemudian mengubahnya menjadi material radioaktif baru melalui proses aktivasi neutron.

Campuran debu radioaktif ini kemudian terbawa angin dan turun sebagai lapisan debu yang mematikan di wilayah yang jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer dari titik ledakan.

Diperlukan waktu kira-kira hingga satu abad (100 tahun) agar wilayah yang terdampak oleh fallout hulu ledak termonuklir RS-24 Yars Rusia dapat pulih kembali seperti semula untuk dapat dihuni makhluk hidup.

Tidak mengherankan apabila Pasukan Rudal Strategis Rusia (Ракетные войска стратегического назначения/RVSN), cabang militer Rusia yang mengoperasikan rudal ICBM seperti RS-24 Yars, mengusung motto, “После нас — тишина” (dibaca: Posle nas — tishina), yang dalam bahasa Inggris dapat diartikan sebagai “After us — silence”, atau dalam bahasa Indonesia bermakna “Setelah kita — keheningan”.

Motto ini menegaskan, sekaligus memperingatkan kita semua, bahwa jika hulu ledak nuklir/termonuklir diluncurkan sebagai senjata pamungkas dalam peperangan, maka senjata ini dapat mengakhiri peradaban dan meninggalkan kesunyian.

Tentu saja bukan hanya senjata nuklir/termonuklir yang dimiliki Rusia yang berbahaya, bila Perang Nuklir terjadi antara negara-negara pemilik senjata pemusnah massal ini, maka dunia akan terancam dan yang tersisa adalah keheningan abadi. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *