Evolusi superioritas udara Prancis: Ini dia perbedaan jet tempur Rafale F3-R, F4, dan F5

Dassault RafaleDassault

AIRSPACE REVIEW – Dalam dunia penerbangan militer, kemampuan sebuah pesawat tempur untuk berevolusi dan beradaptasi adalah kunci keunggulannya. Jet tempur omnirole Prancis, Dassault Rafale, adalah contoh dari evolusi berkelanjutan ini. Program modernisasi Rafale dirancang untuk menghadapi ancaman yang terus berubah.

Prancis terus mengembangkan standar operasional jet tempur Rafale, dari F3-R menuju F4, hingga visi masa depan F5. Evolusi ini mencerminkan upaya Prancis untuk terus memajukan kemampuan Rafale dan memastikan dominasinya di medan perang modern.

F3-R

Standar Rafale F3-R (sering ditulis juga F3R) adalah tulang punggung armada saat ini. Pesawat ini dikenal berkat integrasi rudal udara ke udara jarak jauh MBDA Meteor dan pod penargetan berkinerja tinggi TALIOS.

Pengembangan standar Rafale F3-R secara resmi dimulai setelah kontrak ditandatangani pada tahun 2014.

Meskipun program modernisasi ini memakan waktu beberapa tahun untuk dikembangkan dan diuji secara menyeluruh, Badan Pengadaan Pertahanan Prancis (DGA) secara resmi mengualifikasi standar F3-R pada akhir tahun 2018.

Standar F3-R dinyatakan mencapai Kapabilitas Operasional Penuh (FOC) oleh Angkatan Laut Prancis (Marine Nationale) pada Maret 2021, meskipun beberapa unit sudah digunakan secara operasional sejak 2020.

Sebagian besar jet Rafale yang dimiliki Prancis telah ditingkatkan ke standar F3-R. Prancis akan terus mengoperasikan F3-R hingga standar F4, dan selanjutnya F5, diserahkan dalam jumlah besar dan menggantikan unit-unit lama secara bertahap.

Perlu juga diketahui bahwa varian F3R milik Prancis sebagian besar telah dijual untuk memenuhi kebutuhan negara-negara peminat, seperti Kroasia dan Yunani.

Varian F3-R secara khusus fokus pada peningkatan networking, pemrosesan data, dan targeting untuk misi serangan darat dan dominasi udara.

Rafale F4

Dari standar Rafale F3-R, peningkatan besar berikutnya adalah Rafale F4. Varian ini menonjolkan lompatan besar dalam konektivitas dan perang elektronik.

Standar F4 secara khusus semakin memperkuat pertempuran yang berpusat pada jaringan (network-centric warfare). F4 mampu bertukar data secara masif dengan platform lain di darat, laut, dan udara melalui sistem komunikasi yang ditingkatkan.

Selain itu, F4 memperkenalkan perbaikan besar pada sistem SPECTRA untuk Self-Protection dan Electronic Warfare.

F4 juga telah mendapat integrasi komponen berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk pemeliharaan prediktif, yang mengurangi waktu downtime pesawat.

Secara umum, peningkatan dari F3-R ke F4, dan kemudian ke F5, tidak menyertakan perubahan fisik besar pada struktur atau aerodinamika pada struktur pesawat.

Desain airframe dasar, yang merupakan ciri khas Rafale seperti desain sayap delta-canard dan pengurangan radar cross section pasif, tetap dipertahankan dari F3-R hingga F5.

Perbedaan utama dari varian-varian ini lebih terletak pada hardware internal dan kemampuan networking pesawat.

Desain fisik F3-R sangat mirip dengan standar sebelumnya. Bedanya, F3-R telah mampu membawa rudal Meteor dan dilengkapi TALIOS.

Pada varian F4, terdapat sedikit penambahan atau penggantian antena, data link, dan prosesor baru di dalam pesawat, tetapi tidak terlihat secara fisik dari luar.

Pengembangan standar Rafale F4 secara resmi dimulai pada awal tahun 2019 setelah kontrak pengembangan senilai 2 miliar euro ditandatangani oleh Dassault dengan Kementerian Pertahanan Prancis.

Standar pertama varian F4, yaitu F4.1 telah disertifikasi DGA Prancis pada Maret 2023. FOC untuk varian ini telah tercapai pada tahun yang sama.

Sementara untuk varian F4.2, FOC dijadwalkan tercapai pada tahun 2025 ini.

Rafale F5

Lompatan terbesar berikutnya, adalah pada standar Rafale F5. Varian ini mengubah peran pesawat dari platform serangan menjadi pusat komando udara.

Varian F5 tidak hanya meningkatkan sensor, seperti radar GaN RBE-2XG dan persenjataan baru jenis rudal hipersonik, melainkan juga memperkenalkan kemampuan kolaborasi tembur (Collaborative Combat) yang akan menjadi tren kekuatan udara masa depan.

Perbedaan krusial F5 dibanding F4 adalah integrasi langsung dengan Drone Tempur Otonom atau Loyal Wingman.

Pilot F5 akan mengendalikan drone canggih untuk misi tempur dan secara efektif meningkatkan jangkauan serangan Rafale sambil meminimalkan risiko pilot.

Dengan kemampuan human-machine teaming canggih ini, Rafale F5 diposisikan sebagai jembatan langsung menuju jet tempur generasi keenam.

Meskipun Rafale dikategorikan sebagai jet tempur generasi 4.5, perusahaan mengatakan kemampuannya untuk bersaing dengan jet generasi kelima seperti F-35 dan jet masa depan sangat tinggi.

Hal ini dimungkinkan berkat sistem SPECTRA yang superior. SPECTRA memberikan kemampuan jamming dan stealth elektronik (e-stealth) yang canggih, yang sulit diatasi radar musuh, menutupi kurangnya desain low-observable Rafale sepenuhnya.

Inilah mengapa standar F5, dengan integrasi Loyal Wingman dan AI, sangat penting. F5 memungkinkan Rafale beroperasi sebagai command node untuk aset siluman nirawak.

Para ahli memperkirakan bahwa dengan modernisasi berkelanjutan, Rafale dapat tetap efektif dan relevan dalam pertempuran modern hingga tahun 2050 atau bahkan lebih lama.

Dassault telah membuktikan diri sebagai produsen pesawat tempur yang sukses di pasar internasional. Selain pengguna utama Prancis, Rafale telah diakuisisi oleh Mesir, Qatar, India, Yunani, Kroasia, Uni Emirat Arab (UEA), dan Indonesia. Kesuksesan ekspor yang masif dalam beberapa tahun terakhir telah mengubah citra jet tempur bersayap delta ini.

Meskipun kesuksesan ekspornya kini menjulang, jumlah produksi total Rafale relatif masih tertinggal dari pesaing utamanya, Eurofighter Typhoon, walaupun jumlahnya kini tidak terpaut lebih jauh.

Typhoon, yang diproduksi konsorsium Eurofighter, telah membukukan total pesanan mendekati 680 unit. Sementara Rafale mencatatkan sekitar 507 unit.

Dengan pengembangan standar F5 yang radikal dan gelombang kontrak ekspor baru, celah persaingan ini ke depan mungkin akan semakin tipis. Terlebih ada berita bahwa India akan memborong Rafale lebih dari seratus unit, maupun negara-negara lain yang menyusul menyatakan minatnya terhadap jet tempur Negeri Eiffel ini. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *