AIRSPACE REVIEW – Media-media internasional melaporkan klaim Dinas keamanan negara Ukraina (SBU) yang mengatakan telah berhasil melakukan serangan kendaraan bawah air tanpa awak (UUV) pertama kalinya terhadap kapal selam Rusia.
Serangan tersebut menargetkan kapal selam diesel-elektrik kelas Project 636 Varshavyanka, yaitu kelas Kilo yang disempurnakan.
Serangan dilakukan di Pangkalan Angkatan Laut Hitam Rusia di Novorossiysk. SBU membagikan video rekaman dari penyerangan tersebut melalui media sosial dan saat ini sudah tersebar luas.
Dalam rekaman video tersebut terlihat sejumlah kapal perang Rusia yang sedang berlabuh di Novorossiysk. Kemudian sekitar detik ke-16, terlihat ledakan dari bawah air yang menurut SBU merupakan peledakan terhadap kapal selam Varshavyanka Rusia.
Atas video yang beredar, Kementerian Pertahanan Rusia membantah hal itu dengan mengatakan tidak ada kerusakan sedikitpun pada kapal maupun personel di sana.
“Informasi yang disebarkan oleh dinas intelijen Ukraina tentang dugaan ‘penghancuran’ salah satu kapal selam Rusia di teluk pangkalan angkatan laut Novorossiysk Armada Laut Hitam tidak sesuai dengan kenyataan,” tulis Kementerian Pertahanan Rusia Rusia di Telegram.
“Tidak satu pun kapal atau kapal selam, serta awak Armada Laut Hitam yang ditempatkan di teluk pangkalan angkatan laut Novorossiysk, mengalami kerusakan akibat sabotase tersebut. Kapal-kapal tersebut beroperasi normal,” tambahnya.
Serangan UUV Ukraina merupakan puncak dari pengembangan senjata ini oleh Kyiv, sekaligus menunjukkan bahwa Ukraina terus berinovasi di tengah gempuran hebat pasukan Rusia.
Sejumlah sumber menyebut UUV yang digunakan Ukraina dalam serangan ini adalah Sub Sea Baby UUV (bedakan dengan drone permukaan Sea Baby).
Ukraina diketahui tersu mengembangkan beberapa UUV. Pada September 2023, Ukraina merilis gambar UUV yang dijuluki Marichka, yang dirancang untuk melancarkan serangan kamikaze terhadap kapal dan infrastruktur maritim.
Setahun sebelumnya, juga diperkenalkan UUV lain yang dikenal sebagai Toloka. (RNS)


Kekuatan militer yang secara nyata memang tidak sebanding di antara Rusia dan Ukraina, namun juga ditumpangi oleh kepentingan dari negara lain, semua itu memang telah menjadi arena perang yang unik untuk diperhatikan oleh banyak bangsa lain di seluruh dunia. Keberhasilan diperoleh di suatu tempat dan dalam keadaan tertentu juga dapat menjadi catatan yang penting untuk pembelajaran tentang harga yang harus dibayar oleh masing-masing pihak yang berperang. Namun suatu hal yang pasti harus ditanggung oleh kedua negara yang sedang berperang itu tentunya bukanlah keuntungan, melainkan hanya penderitaan warga masyarakatnya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang