India akan mendapat posisi tawar untuk membangun Rafale di dalam negeri bila membeli 140 unit jet tempur Prancis ini

Rafale_India_AFPAFP

AIRSPACE REVIEW – India akan mendapatkan posisi tawar untuk membangun di dalam negeri secara penuh dan layak jet tempur Rafale buatan Prancis, bila mengakuisisi 140 unit pesawat ini. Hal ini disampaikan oleh mantan pejabat tinggi Angkatan Udara India (IAF) Marsekal Udara Anil Chopra dalam tulisannya di The Eurasian Times baru-baru ini.

Chopra tidak merinci lebih detail mengapa angka tersebut dipilih sebagai ambang batas minimal bagi India untuk mendapatkan hak penuh dan transfer teknologi yang diinginkan.

Namun ia menguraikan bahwa angka tersebut dapat tercapai bila India merealisasikan program 114 unit Pesawat Tempur Multiperan (MRFA) untuk IAF ditambah pembelian 26 Rafale M untuk Angkatan Laut India (IN).

Sebelumnya beredar informasi bahwa India bermaksud untuk membeli 90 pesawat tempur multiperan Rafale F4, dengan opsi tambahan untuk 24 varian Rafale F5 generasi berikutnya.

IAF juga dilaporkan telah mengajukan kasus untuk kemungkinan pembelian 114 Rafale guna mempercepat pengadaan program MRFA.

Chopra menegaskan, pada akhir tahun 2025, IAF hanya memiliki 29 skadron pesawat tempur dibandingkan dengan kekuatan yang diizinkan sebanyak 42,5 skadron.

Kesenjangan tersebut terjadi akibat keterlambatan program pengembangan pesawat tempur dalam negeri, dan oleh karenanya IAF membutuhkan pesawat tempur tambahan.

Chopra menyoroti kapabilitas Rafale dan perimbangan kekuatan di kawasan, terkait dengan kekuatan udara China dan pertumbungan Angkatan Udara Pakistan (PAF) yang bergerak agresif mengakuisisi jet-jet tempur mutakhir dari Beijing.

Di sisi yang lain, AS telah menyetujui paket peningkatan senilai 686 juta USD untuk jet tempur F-16 Pakistan, yang akan memperpanjang masa pakai armada F-16 PAF hingga tahun 2040.

Pakistan sudah mengoperasikan pesawat tempur J-10C yang dipersenjatai dengan rudal jarak jauh PL-15 (LR-BVR) dan sedang berupaya untuk mengakuisisi pesawat generasi kelima J-35 buatan China.

Sementara itu, China sudah memiliki hampir 400 pesawat tempur generasi kelima J-20. China dan Pakistan berkolaborasi dalam memodernisasi armada pesawat tempur mereka, menyebabkan keseimbangan militer regional mengalami transformasi yang signifikan.

Sebelum ini, diskusi dengan pejabat Prancis di India menunjukkan bahwa sesuatu sedang dipersiapkan, meskipun perlahan.

Jumlah 114 unit pesawat untuk MRFA, jika ditambah dengan 26 unit Angkatan Laut India, akan menjadi angka yang layak untuk program “Make in India” dan untuk membangun jalur perakitan penuh, tulis Chopra.

Saat ini, sudah ada proyek untuk membuat badan pesawat Rafale di India. Kemudian Safran Prancis sedang membangun fasilitas khusus di Hyderabad, India, untuk pemeliharaan, perbaikan, dan perombakan (MRO) mesin M88 yang digunakan dalam jet tempur Rafale.

Rafale dinilai sebagai pesawat tempur generasi 4.5. India telah mengakuisisi 36 varian Rafale F3R melalui kesepakatan kontrak G2G senilai €7,87 miliar (sekitar 8,5 miliar USD) yang ditandatangani pada tahun 2016.

Itu adalah kontrak G2G (pemerintah-ke-pemerintah) yang memprioritaskan kecepatan dan jaminan politik.
Platform ini menggabungkan peran superioritas udara, serangan jarak jauh, pengiriman nuklir, dan peperangan elektronik. Pesawat ini memiliki peningkatan signifikan khusus untuk India, dan kesepakatan tersebut mencakup infrastruktur untuk dua pangkalan udara operasional penuh. (RNS)

One Reply to “India akan mendapat posisi tawar untuk membangun Rafale di dalam negeri bila membeli 140 unit jet tempur Prancis ini”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *