AIRSPACE REVIEW – Angkatan Laut Kerajaan Inggris (Royal Navy) mulai mengoperasikan Sea Venom, rudal antikapal generasi terbaru yang dirancang untuk menggantikan Sea Skua pada helikopter AW 159 Wildcat.
Dikembangkan bersama oleh Inggris dan Prancis melalui program Future Anti-Surface Guided Weapon (SAW), Sea Venom dilengkapi fitur penargetan digital, dan panduan pencitraan inframerah canggih.
Sea Venom tergolong sebagai rudal ringan berkecepatan subsonik tinggi, dirancang untuk serangan presisi terhadap berbagai ancaman permukaan, mulai dari kapal serang cepat hingga kapal perang kelas korvet.
Desainnya yang kompak dengan panjang sekitar 2,5 m dan berat lebih dari 110 kg, Sea Venom mengutamakan kelincahan, penargetan cerdas, dan fleksibilitas operasional.
Dengan jangkauan rudal yang mencapai lebih dari 20 km, memungkinkan helikopter Inggris untuk menyerang kapal permukaan lawan perlu menembus pertahanan udara musuh.
Hulu ledaknya yang berdaya ledak tinggi seberat 30 kg, dirancang untuk menimbulkan kerusakan kritis pada berbagai target.
Hulu ledak ini memiliki kemampuan untuk menembus pelat lambung kapal, meledak di dalam kompartemen vital, dan melumpuhkan sistem penting seperti radar dan susunan komunikasi, sehingga secara efektif menetralkan kapal tanpa harus menenggelamkannya.
Untuk melawan kapal yang lebih bersenjata berat, beberapa rudal Sea Venom dapat diluncurkan secara berurutan dengan cepat, menargetkan area-area penting pada superstruktur dan sistem propulsi.
Saat ini, AW159 Wildcat berfungsi sebagai helikopter serang maritim utama Angkatan Laut Inggris, yang dapat membawa hingga empat rudal Sea Venom sekaligus dalam misi tempurnya.
Helikopter AW 159 Wildcat ditempatkan di atas kapal perang permukaan, termasuk kapal induk kelas Queen Elizabeth, kapal perusak Type 45, dan fregat Type 23. (RBS)

