Setelah menyatakan tidak berminat pada F-35, India membuka peluang untuk mengakuisisi jet tempur KF-21 Boramae dari Korea Selatan

Corak-ekor-KF-21-BoramaeKAI

AIRSPACE REVIEW – Setelah menyatakan tidak berminat untuk membeli jet tempur generasi kelima F-35 Lightning II dari Amerika Serikat seperti dilaporkan Bloomberg beberapa hari lalu, India kini disebut membuka peluang untuk mengakuisisi jet tempur generasi 4,5 KF-21 Boramae dari Korea Selatan.

Pesawat tempur buatan Korea Aerospace Industries itu dinilai memiliki beragam keunggulan untuk berkompetisi dalam program pengadaan Pesawat Tempur Multiperan (MRFA) Angkatan Udara India (IAF).

Seperti kebijakan yang telah ditetapkan dan kini terus berjalan, New Delhi menyaratkan alih teknologi dan pembuatan di dalam negeri bagi sistem persenjataan asing yang akan diakuisisi.

Bila persyaratan yang telah ditetapkan tersebut dapat diterima oleh Korea Selatan, maka sangat mungkin akuisisi KF-21 akan dilakukan oleh New Delhi sesuai kampanye “Make in India”.

KF-21 dinilai merupakan pesawat generasi berikutnya yang canggih karena pesawat ini dilengkapi dengan sensor mutakhir dan sistem persenjataan utama seperti rudal udara ke udara jarak jauh MBDA Meteor dari Prancis.

Bagi India, kebutuhan akan pesawat tempur yang dapat melakukan tugas pertempuran udara ke udara jarak jauh, merupakan kebutuhan yang penting berdasarkan pengalaman konflik militer dengan Pakistan baru-baru ini.

Di sisi yang lain, India menghadapi pengurangan signifikan dalam kekuatan tempur udaranya dengan dipensiunkannya armada SEPECAT Jaguar dan MiG-21 serta MiG-27.

KF-21 dinilai sebagai alternatif yang menjanjikan di antara pesaing berat lainnya seperti Dassault Rafale, Boeing F/A-18 Super Hornet, dan Saab Gripen E.

KF-21 dilengkapi dengan radar AESA, sensor IRST, dan sistem peperangan elektronik, serta dapat membawa muatan hingga 7.700 kg.

Dengan kecepatan maksimum Mach 1,8 dan jangkauan lebih dari 2.800 km, jet ini mulai dirpoduksi massal adakan akan mulai beroperasi di Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF) mulai tahun 2026.

Salah satu poin paling strategis bagi IAF adalah penggunaan mesin General Electric F414 pada KF-21, sebab mesin yang sama juga akan digunakan pada jet tempur ringan buatan dalam negeri Tejas Mk II.

Kesamaan ini dapat menghasilkan penghematan logistik dan perawatan yang signifikan, selain memfasilitasi produksi lokal di bawah lisensi.

Korea Selatan telah memulai produksi awal KF-21 dan telah menandatangani kontrak untuk mengirimkan 20 pesawat tempur pertama kepada ROKAF.

Selain itu, Seoul juga berencana untuk membuat versi ekspor dari KF-21 di mana sejumlah negara disebut telah menyatakan minatnya, seperti Indonesia, Filipina, Polandia, dan Peru.

Baru-baru ini, pejabat Angkatan Udara Polandia bahkan ikut terbang menggunakan pesawat prototipe KF-21. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *