AIRSPACE REVIEW – Israel meningkatkan sensor, senjata, dan sistem peperangan elektronik jet tempur F-35I Adir melalui kontrak modifikasi senilai 33,4 juta dolar AS dari Departemen Pertahanan AS (Pentagon).
Sekitar 80% dari pengerjaan kontrak akan dilaksanakan oleh Lockheed Martin di fasilitas mereka di Fort Worth, Texas, Amerika Serikat. Sementara sisanya akan dilaksanakan di lokasi internasional yang dirahasiakan.
Kontrak ini merupakan bagian dari program pengembangan F-35 Blok 4 yang sedang berlangsung.
Dalam program ini dikembangkan perangkat lunak dan rekayasa sistem di bawah Tahap II Program Desain dan Pengembangan Sistem Israel. Proyek dijadwalkan selesai pada Juli 2026.
Israel mengoperasikan jet tempur F-35A buatan Lockheed Martin, yang kemudian dinamai F-35I Adir oleh Israel.
Berbeda dengan F-35A lainnya, F-35I dilengkapi dengan sistem elektronik dan senjata buatan Israel, termasuk dari Elbit Systems dan Rafael Advanced Defense Systems.
Dengan modifikasi ini pesawat tempur Israel mampu menjalankan misi jarak jauh, termasuk penggunaan tangki konformal dan senjata berpemandu kecerdasan buatan, seperti bom SPICE dan rudal Python-5.
Angkatan Udara Israel saat ini mengoperasikan sekitar 42 unit F-35I dan telah menandatangani kontrak tambahan untuk mengakuisisi 25 pesawat lagi serta menargetkan akan memiliki 75 unit dalam satu dekade mendatang.
Selain mengakuisisi pesawat, Tel Aviv juga telah menandatangani kontrak senilai 3 miliar USD pada tahun 2024. Langkah ini guna memantapkan posisi F-35I sebagai pilar utama superioritas udara Israel di Timur Tengah.
Israel merupakan angkatan udara di dunia yang paling banyak bertempur dengan mengerahkan jet-jet tempurnya. Dalam perang dengan Hamas, Palestina, Angkatan Udara Israel (IAF) mengerahkan jet-jet tempur F-35I untuk membombardir Gaza secara brutal hingga menimbulkan protes di berbagai belahan dunia.
Peningkatan F-35I ke standar Blok 4 semakin mengokohkan IAF sebagai garda terdepan dalam teknologi tempur udara di kawasan. (RNS)


The best israel🇮🇱🇮🇱🇮🇱❤❤❤