Drone kargo besar segera hadir di Indonesia, regulasi dan perizinannya sedang dimatangkan oleh Kementerian Perhubungan

HY100 Ursa AeronauticalUAT

AIRSPACE REVIEW – Indonesia diharapkan akan menjadi operator drone kargo kapasitas besar pertama di luar China dengan akan didatangkannya pesawat tanpa awak (UAV/Drone) Hongyan HY100 buatan Ursa Aeronautical Technology Co. Ltd (UAT) yang berbasis di Xinjiang, China.

Pesawat ini mampu mengangkut kargo seberat 1,9 ton, terbang selama 10,6 jam, dan menjangkau jarak hingga 1.800 km.

Perakitan pesawat juga diharapkan dapat dilaksanakan di Indonesia sehingga bisa mendorong tumbuhnya industri penerbangan di dalam negeri melalui manfaat dari kerja sama dan transfer teknologi.

Hadirnya pesawat tak berawak yang dapat mengangkut kargo dalam kapasitas besar, diharapkan dapat menjadi solusi pengangkutan barang via udara dengan efisien dan efektif serta dengan biaya yang lebih terjangkau di seluruh wilayah Indonesia, utamanya di kawasan pulau-pulau yang belum terjangkau.

Dibandingkan dengan pesawat berawak, pengoperasian HY100 dapat menghemat biaya operasi hingga 50%.

“UAT menawarkan untuk mendatangkan 20-25 unit HY100 ke Indonesia. Pesawat ini nanti bisa dirakit di Indonesia,” ujar Agung Sasongkojati, CEO Unmaned Air Transport Indonesia dalam “Presentasi dan Diskusi Bersama Perusahaan Drone Cargo Pertama di Dunia dari China” di Jakarta, Kamis, 26 Juni 2025.

Agung menambahkan, perakitan pesawat bisa dilakukan dengan membangun hanggar perakitannya di bandara-bandara yang sepi, seperti Bandara Kertajati di Majalengka atau Bandara Dhoho di Kediri.

“Bisa juga di hanggar yang dimiliki operator penerbangan yang berminat mengoperasikannya,” kata Agung, purnawirawan TNI AU berpangkat bintang satu yang juga Instruktur Pilot UAV/Drone.

Agung menambahkan, di China pesawat HY100 telah beroperasi melayani penerbangan kargo sejak empat tahun terakhir dengan zero incident/accident. Pesawat HY100 sudah mendapatkan sertifikasi laik operasional dari Civil Aviation Administration of China (CAAC).

Di Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjenhubud) sedang melaksanakan validasi Type Certificate pesawat HY-100, airframe dan propeller dari Cina, engine dari Polandia, dan untuk aturan terbang serta air navigasinya sudah disiapkan.

“Kita berharap proses itu selesai tahun ini dan pesawat bisa kita datangkan ke Indonesia,” tambah Agung, didampingi Executive Deputy President Director UAT George Zhong dan Direktur UAT Mike Song.

Agung Sasongkojati memaparkan Drone HY100 untuk pengangkutan kargo besar
UAT

Di China .pesawat HY100 sudah terbang melayani penerbangan kargo, forestasi gurun, pertanian, dan pemadaman kebakaran. Pesawat ini sudah melayani penerbangan kargo reguler untuk JD Logistic, XT Express dan China Post.

“Negara kita akan menjadi yang kedua di dunia yang mengoperasikan cargo drone kapasitas 1.9 ton serta punya bisnis ini di luar China. Pabrik asembling akan dibangun di Indonesia untuk market diluar China,” kata Agung.

UAT yang didirikan pada tahun 2017 telah mengirimkan pesawat pertamanya kepada pelanggan pada Januari 2022 dan hingga saat ini produksinya terus dilakukan berdasarkan permintaan pelanggan.

HY100 merupakan drone sayap tetap (fixed wing) dengan bobot lepas landas maksimum (MTOW) 5,25 ton. Basis pesawat ini adalah Antonov An-2 buatan Uni Soviet/Rusia yang telah diproduksi lebih dari 18.000 unit.

Pesawat memiliki daya tahan, daya angkat, dan kemampuan lepas landas dan mendarat dari landasan pacu yang tidak dipersiapkan, menjadikannya banyak digunakan baik oleh operator militer maupun sipil di seluruh dunia.

An-2 dirancang sebagai pesawat utilitas untuk kehutanan dan pertanian, tetapi rangka dasarnya dapat disesuaikan dan banyak varian telah dikembangkan. Varian-varian ini termasuk pesawat pembasmi hama yang dilengkapi hopper, versi ilmiah untuk pengambilan sampel atmosfer, pesawat pengebom air untuk memadamkan kebakaran hutan, ambulans udara, pesawat amfibi, dan versi untuk menerjunkan pasukan terjun payung.

Untuk misi penerbangan ketinggian rendah, HY100 dapat mempertahankan penerbangan jarak jauh yang stabil pada ketinggian 3-4 meter.

Untuk penyemprotan pestisida, HY100 yang memiliki lebar sayap lebih dari 18 m dapat menyemprot hingga 240.000 mu atau sekitar 16.000 hektare lahan dalam satu hari.

Cakupan aplikasinya terbilang luas, termasuk untuk perlindungan pertanian dan kehutanan, serta transportasi logistik dan pengiriman via udara. Juga untuk penyelamatan darurat dan relai komunikasi udara.

Untuk kisaran harga dasar, HY100 dibanderol sekitar 7 juta dolar AS.

Workshop Drone UAT HY100 di Jakarta
UAT

Terkait regulasi dan sertifikasi tipe, Agung menyatakan bahwa Validasi TC sedang dilakukan antara CAAC dengan DKPPU Indonesia.

Demikian juga dengan pengurusan ROC (Remotely Operating Certificate) sedang dilakukan di DKPPU, sehingga tidak lama lagi diharapkan bisnis drone kargo besar di Indonesia bisa segera dimulai.

Agung menyatakan, sudah saatnya Indonesia mewujudkan dan mengembangkan industri industri drone sebagai industri penerbangan masa kini dan masa depan sesuai tuntutan zaman.

“Kita tidak ingin kehilangan momentum untuk segera mewujudkannya, kalau tidak ingin ketinggalan oleh yang lain, ya ini adalah kesempatan yang sangat berharga untuk memulai,” ujarnya mantan penerbang tempur F-5 dan F-16 TNI AU yang kini sering dimintai analisisnya terkait Perang Israel-Iran tersebut.

Regulasi Drone di Indonesia

Terkait dengan masalah regulasi dan perizinan penerbangan reguler drone di Indonesia, di hari yang sama, 26 Juni, Pemerintah RI dan Komisi I DPR melakukan pembahasan mengenai pemanfaatan ruang udara untuk drone, roket, hingga balon udara.

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menjelaskan, regulasi yang tengah disusun itu juga sekaligus akan mengatur terkait moda transportasi taksi terbang ke depannya. Taksi terbang akan dikategorikan dalam drone, karena ukurannya yang tidak terlalu besar.

“Kita belum mengatur drone, harapan kami bisa mengantisipasi perkembangan teknologi dengan mengatur teknologi yang ke depan akan muncul. Drone ini kan tadinya tidak digunakan untuk alat transportasi, kita tidak bisa menolak kemajuan teknologi,” ujarnya dikutip IDX Channel.

Menurut menhub, taksi terbang sendiri ke depannya akan menjadi transportasi publik. Sehingga aspek keamanan dan keselamatan menjadi pembahasan kompleks sebelum dikomersialkan untuk masyarakat luas.

“Kami tetap membuka peluang bagi siapa pun yang mendukung adanya transportasi yang lebih baik. Kemajuan teknologi kita harus mengantisipasi sehingga kita tidak terlambat menyikapi teknologi baru yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata Menhub.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Lukman F Laisa mengatakan, regulasi tersebut sedang disusun untuk menjawab berkembangnya teknologi yang akan memanfaatkan ruang udara.

Pemanfaatan dimaksud adalah untuk kepentingan moda transportasi maupun menyangkut pertahanan negara.

“Sedang ada pembahasan bersama DPR Komisi I, terkait pemanfaatan ruang udara. Tidak hanya drone, tetapi juga balon udara, kemudian roket, terutama untuk yang ketinggian di atas 60 ribu kaki ya, ini yang sedang kami bahas,” ujarnya. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *