AIRSPACE REVIEW – Berdasarkan penilaian intelijen AS, Israel diperkirakan akan kehabisan strok senjata pencegat rudal, khususnya rudal pencegat serangan udara, dalam 10 hingga 12 hari ke depan.
The Washington Post pada 17 Juni melaporkan, setelah persediaan rudal pertahanan udaranya menipis, Israel terpaksa akan memulai penjatahan penggunaan rudal pencegatnya.
Hal itu berpotensi membuat wilayah udaranya rentan terhadap serangan rudal Iran lebih lanjut.
Iran dengan cerdik tampaknya menggunakan strategi peluncuran rudal gelombang kecil namun berkelanjutan.
Dilaporkan, pasukan Iran meluncurkan rudal-rudal yang yang sudah tua dan kurang canggih untuk menguras habis sistem rudal pertahanan Israel.
Cara tersebut terbukti mahal bagi Israel, di mana setiap rudal pencegat seperti Arrow-3 berharga hingga 3 juta dolar AS, dibandingkan dengan rudal Iran yang lebih terjangkau seharga 200.000 dolar AS seperti rudal Fattah-1.
The Washington Post juga mencatat bahwa mempertahankan diri terhadap terhadap serangan rudal Iran bisa menghabiskan sekitar 285 juta dolar AS per malam.
Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran keberlanjutan akan pertahanan Israel, kecuali bila Amerika Serikat secara langsung campur tangan atau memberi pasokan amunisi lebih banyak dengan cepat. (RBS)

