AIRSPACE REVIEW – Pemerintah Inggris menyatakan tidak punya rencana untuk menyumbangkan drone MQ-9A Reaper yang akan segera dipensiunkan. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan bahwa 10 MQ-9A miliknya akan segera ditarik dari operasionalnya dan akan digantikan oleh drone yang lebih baru, MQ-9B Protector.
Pengoperasian MQ-9A oleh Inggris masih dilakukan hingga tahun, mundur setahun dari rencana sebelumnya pada tahun lalu.
Menteri Pengadaan Pertahanan Inggris Marie Eagle mengatakan hal itu dalam tanggapannya di Parlemen Inggris pada 23 April.
“Tidak ada rencana untuk menyumbangkan drone MQ-9A Reaper ke Ukraina,” kata Eagle.
Ditambahkan bahwa untuk mengoperasikan MQ-9A, Ukraina membutuhkan infrastruktur statis dan ini memerlukan waktu beberapa tahun. Pertimbangan lainnya, drone ini juga rentan menjadi sasaran rudal jarak jauh Rusia maupun serangan oleh pesawat tempur Rusia.
Armada MQ-9A telah dioperasikan oleh Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) sejak akhir tahun 2000-an. Drone ini pernah dikerahkan di Afghanistan, Irak, dan Suriah.
RAF saat ini telah menerima MQ-9B yang diberi nama Protector RG Mk1 dan sedang melakukan pengujian operasional di Skadron 56 RAF (Uji & Evaluasi).
Nantinya drone ini akan dioperasikan Skadron 31 dan Skadron 54 RAF. Empat unit drone tambahan segera diterima oleh RAF.
Inggris mengakuisisi 16 MQ-9B dari perusahaan AS General Atomics yang juga memproduksi MQ-9A Reaper.
Drone baru Protector dapat terbang hingga ketinggian 40.000 kaki dan beroperasi lebih dari 30 jam.
Drone dapat dilengkapi dengan senjata serang presisi seperti Brimstone dan bom berpemandu laser Paveway IV, meskipun misi utamanya kemungkinan besar adalah peran Intelijen, Pengawasan, Akuisisi Target, dan Pengintaian (ISTAR).
Dibandingkan dengan Reaper, Protector RG Mk1 mampu beroperasi di wilayah udara sipil karena teknologi penginderaan dan penghindarannya yang canggih. (RNS)

