AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Intelijen Inggris sedang mencari sekira 30 mantan pilot tempur Angkatan Udara Kerajaan (RAF) yang diberitakan direkrut oleh China dengan bayaran uang besar untuk melatih pilot-pilot Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF).
Inggris mengeluarkan peringatan intelijen itu bagi para mantan pilot militer agar tidak bekerja untuk militer China.
Dikatakan bahwa upaya untuk mencari pilot sedang berlangsung dan telah meningkat baru-baru ini, kata pejabat Barat seperti diberitakan sejumlah media besar internasional.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, pelatihan dan perekrutan pilot tidak melanggar undang-undang Inggris saat ini, tetapi pihak berwenang di Inggris dan di tempat lain berusaha menghentikan aktivitas tersebut.
Menurut pejabat anonim yang sama, pilot direkrut melalui headhunter perantara dan mengajar siswa PLA di pusat pelatihan swasta di Afrika Selatan, Test Flying Academy of South Africa (TFASA).
Situs web perusahaan menyatakan bahwa mereka selalu mencari untuk merekrut profesional penerbang di banyak proyek, tetapi tidak memberikan rincian spesifik tentang kontrak militer China.
Di sisi lain, perusahaan mengatakan kru uji terbangnya memiliki pengalaman operasional dan pengujian dengan banyak jenis pesawat, termasuk Typhoon, Gripen, Hawk, Tornado, Mirage F1 dan berbagai pesawat pelatih tempur, termasuk Hongdu L-15 dan K-8 buatan China.
Bayaran yang besar menjadi motivasi para mantan penerbang tempur untuk bekerja melatih pilot-pilot China. Ada yang menyebut bayaran mereka hingga 270.000 USD untuk satu paket pelatihan.
Pensiunan pilot Inggris direkrut untuk membantu memahami cara pesawat dan pilot Barat beroperasi. Informasi ini penting jika terjadi konflik seperti yang terjadi di Taiwan.
“Mereka adalah sekelompok orang yang sangat menarik untuk menyebarkan pengetahuan ini,” kata seorang pejabat Barat. Pilot Barat yang berpengalaman diperlukan untuk membantu mengembangkan taktik dan kemampuan angkatan udara militer China.”
Seorang Juru Bicara Perdana Menteri Liz Truss mengatakan, pemerintah Inggris mengambil langkah tegas untuk menghentikan pencarian pilot dan melindungi keamanan nasional kita.
Dia menunjuk pada tinjauan klausul kerahasiaan dan perjanjian kerahasiaan dalam kontrak yang ditandatangani oleh mantan personel militer.
Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey mengatakan Inggris harus mengubah hukum untuk memastikan pilot tidak menyampaikan informasi ke China di masa depan.
Inggris pertama kali mengetahui sejumlah kecil kasus mantan pilot militer yang direkrut pada 2019, yang ditangani berdasarkan kasus per kasus.
Pandemi COVID-19 telah memperlambat upaya, ketika bepergian ke China hampir tidak mungkin dilakukan saat itu.
Pilot F-35 tidak diyakini terlibat, meskipun China diyakini sangat tertarik pada pesawat ini.
Berbicara kepada Sky News, Heappey mengatakan bahwa di masa depan undang-undang tersebut akan diubah untuk menjadikannya tindakan mantan pilot militer melatih pilot-pilot China sebagai hal yang tidak dibenarkan.
-Jaden-

