AIRSPACE REVIEW – Departemen Luar Negeri AS pada 29 Desember 2025 telah menyetujui potensi Penjualan Militer Asing (FMS) empat pesawat patroli maritim P-8A Poseidon senilai 1,8 miliar USD kepada Denmark.
Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA) AS menyatakan keputusan ini secara signifikan meningkatkan kemampuan antikapal selam dan pengawasan maritim Denmark sekaligus memperkuat postur pertahanan utara NATO.
P-8A Poseidon, yang dikembangkan oleh Boeing, adalah pesawat patroli dan pengintaian maritim multimisi mutakhir yang berasal dari rangka pesawat komersial Boeing 737-800.
Pesawat dirancang khusus untuk peperangan antikapal selam jarak jauh (ASW), peperangan antipermukaan (ASuW), pengumpulan intelijen, dan operasi pencarian dan penyelamatan maritim.
P-8A menggabungkan sensor canggih dengan kemampuan peperangan berbasis jaringan.
Awalnya dikembangkan sebagai pengganti P-3 Orion yang sudah tua, P-8A telah menjalani pengujian operasional yang ketat sejak memasuki layanan Angkatan Laut AS pada tahun 2013.
Platform ini telah diadopsi secara luas di antara sekutu AS, termasuk Australia, Inggris, Norwegia, India, dan Korea Selatan.
Fitur Kapabilitas P-8A Poseidon
P-8A dilengkapi dengan tiga fitur kapabilitas utama, terdiri dari sensor untuk pengumpulan data, pemrosesan (komando dan kendali, dan persenjataan untuk penyerangan.
P-8A dilengkapi radar pengawasan maritim canggih Raytheon APY-10 untuk mengumpulkan data maritim dan pesisir dalam jumlah besar dari ketinggian operasional yang luas.
Radar ini memiliki mode pengoperasian serbaguna untuk pengawasan luas di laut, pemetaan daratan (Synthetic Aperture Radar/SAR), dan deteksi target kecil di permukaan air (Inverse Synthetic Aperture Radar/ISAR).
Pesawat juga dilengkapi sistem sensor akustik Sonobuoy. P-8A dapat menjatuhkan dan memantau hingga 128 Sonobuoy (pelampung sensor akustik sekali pakai) untuk mendeteksi kapal selam di bawah air.
P-8A dilengkapi stasiun operator khusus untuk memproses data akustik yang rumit ini secara waktu nyata.
Untuk misi antipermukaan, pesawat dapat membawa berbagai rudal antikapal, seperti rudal Harpoon. Ini memberikannya kemampuan stand-off untuk menyerang kapal permukaan tanpa harus berada dalam jangkauan pertahanan musuh.
Pesawat juga dapat membawa Torpedo Mk 54. Selain untuk ASW, senjata ini juga dapat digunakan untuk menenggelamkan target permukaan kecil atau kapal musuh yang sudah lumpuh. (RNS)

