Rusia akan mengintegrasikan lebih luas kecerdasan buatan dalam pengembangan peralatan militernya

Su-57 dan drone S-70 OkhotnikRussian MoD

AIRSPACE REVIEW – Pemerintah Rusia mengumumkan Program Persenjataan Negara (GPV) baru untuk periode 2027-2036 akan mengintegrasikan teknologi inovatif secara lebih luas, termasuk kecerdasan buatan (AI).

GPV adalah suatu cetak biru sepuluh tahun yang menentukan pengeluaran, pengembangan, dan pembelian militer Rusia.

Dokumen yang disahkan presiden setiap lima tahun ini membahas semua potensi ancaman terhadap keamanan nasional Rusia.

Untuk periode 2027-2036, parameter program telah disiapkan dan berfokus pada integrasi mendalam teknologi mutakhir.

Kremlin menguraikan, program baru ini didasarkan pada prinsip sinkronisasi pekerjaan desain, pengembangan, pembelian senjata, dan penciptaan infrastruktur uji coba.

Teknologi AI akan diterapkan pada area yang dianggap paling penting untuk mengatasi ancaman masa depan.

Nuklir Strategis Hingga Pesawat Tak Berawak

Dalam hal kekuatan nuklir strategis, peran AI yang diharapkan adalah pada peningkatan sistem komnado dan kontrol (C2) serta optimalisasi komando.

Sementara pada peralatan ruang angkasa, peran AI diutamakan untuk pengembagnan penguatan aset luar angkasa, termasuk untuk pengintaian dan komunikasi.

Kemudian pada sistem pertahanan udara, penggunaan AI akan dioptimalisasi guna meningkatkan kemampuan pelacakan multitarget, alokasi sumber daya cerdas, dan mitigasi ancaman baru.

Pada bidang komunikasi dan peperangan elektronik (EW), peran AI akan dimaksimalkan untuk menganalisis dan memprediksi sinyal musuh, mengoptimalkan daya jamming, serta memperkuat keamanan siber.

Lalu pada sistem tanpa awak dan robotik, pemanfaatan AI akan ditingkatkan untuk pengembangan otonomi penuh, drone berkelompok (swarming), dan Manned-Unmanned Teaming (MUM-T).

Sementara pada senjata berbasis teknologi, peran AI akan dimaksimalkan untuk pengembangan senjata hipersonik, energi terarah (DEW), dan sistem kontrol yang didukung algoritma prediktif.

Implementasi AI pada Pesawat Su-57 dan Drone S-70 Okhotnik

Sejauh ini, integrasi AI paling canggih Rusia dapat diamati pada platform Sistem Udara Berawak dan Tanpa Awak (Manned and Unmanned Aerial Systems/MUAS).

Jet tempur generasi kelima Rusia, Su-57 (NATO:Felon), mengintegrasikan arsitektur tempur berbasis AI Rusia.

Teknologi AI pada Su-57 bertindak sebagai Asisten Pilot Cerdas (Intelligent Pilot Assistant). Sistem ini membebaskan pilot dari beban kerja kognitif yang berlebihan.

Su-57 juga menggunakan AI untuk menyaring dan menggabungkan data waktu nyata dari berbagai sensor onboard (radar AESA, IRST, maupun EW).

Outputnya adalah gambaran situasional yang terpadu dan terinterpretasi, yang memungkinkan pilot membuat keputusan kritis dalam hitungan milidetik.

Dalam skenario tekanan tinggi, AI dapat memberikan rekomendasi tembakan yang optimal berdasarkan kriteria misi yang telah ditetapkan.

Inovasi terpenting AI lainnya adalah kemampuan Su-57 untuk mengendalikan drone tempur berat S-70 Okhotnik-B (Hunter).

Okhotnik-B, dengan desain sayap terbang dan kemampuan siluman, berfungsi sebagai loyal wingman yang dikendalikan oleh pilot di Su-57.

Teknologi AI memungkinkan satu pilot untuk mengelola beberapa drone sekaligus, menciptakan formasi tempur swarming yang sulit dilawan oleh pertahanan tradisional.

Sistem amunisi berkeliaran/drone kamikaze seperti drone KUB-BLA/Lancet juga dilengkapi dengan AI.

Hal ini memungkinkan drone untuk mengidentifikasi, mengunci, dan menyerang target secara otonom tanpa bergantung pada intervensi pilot manusia di fase akhir. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *