Manila dan Seoul meningkatkan kemitraan: Kontrak modernisasi FA-50PH diteken, negosiasi akuisisi KF-21 digelar

Filipina upgrad FA-50PH dan buka negosiasi untuk akuisisi KF-21 BoramaeIstimewa

AIRSPACE REVIEW – Hubungan pertahanan antara Filipina dan Korea Selatan semakin menguat setelah Korea Aerospace Industries (KAI) baru-baru ini mendapatkan kontrak senilai 93 miliar won (64,5 juta USD) dari Manila untuk memodernisasi 11 unit jet serang ringan FA-50PH milik Angkatan Udara Filipina (PAF).

Kontrak tersebut mengukuhkan KAI sebagai penyedia solusi pertahanan terpercaya bagi Manila, dan membuka jalan bagi potensi kerja sama teknologi yang jauh lebih besar di masa depan.

Peningkatan armada FA-50PH bertujuan untuk mengubah kapabilitas pesawat secara fundamental, menyesuaikannya dengan kebutuhan pertahanan modern Filipina, terutama di wilayah maritim yang sensitif.

Peningkatan FA-50PH memungkinkan integrasi bom dan rudal presisi. Hal ini secara dramatis meningkatkan daya pukul dan akurasi serangan darat, yang sangat penting dalam operasi kontraterorisme dan pengawasan maritim.

Peningkatan yang paling signifikan adalah integrasi FA-50PH ke dalam jaringan data taktis militer Filipina yang lebih luas.

FA-50PH tidak hanya akan menyerang, tetapi juga bertindak sebagai simpul sensor yang berbagi informasi real-time dengan kapal, pusat komando dan aset udara lainnya, sehingga mewujudkan network-centric warfare.

Peningkatan jangkauan akan memberikan PAF fleksibilitas yang lebih besar dalam menjaga kedaulatan di wilayah perairan yang luas, memungkinkan waktu loititering yang lebih lama atau jangkauan misi yang lebih jauh.

    CEO KAI, Cha Jae-byung, dikutip media Korea menekankan bahwa kontrak ini merupakan peluang untuk memperkuat kepercayaan dan hubungan kerja sama serta memperluas posisi KAI di pasar global melalui proyek dukungan lanjutan yang sistematis.

    Ketika Filipina memesan 12 unit FA-50PH pada tahun 2014, jet ini sebagian besar dilihat sebagai pesawat lead-in fighter training (LIFT). Namun, peningkatan yang tertuang dalam kontrak secara fundamental dapat mengubah peran jet ini.

    Jumlah yang akan di-upgrade sebanyak 11 unit, karena satu unit pesawat hilang dalam kecelakaan tragis pada Maret 2025.

    Departemen Pertahanan Nasioan Filipina pada 3 Juni 2025 selanjutnya menandatangani akuisisi 12 tambahan FA-50PH dengan KAI senilai 700 juta USD. Pengiriman pesawat dijadwalkan selesai pada 2030.

    Peluang KF-21 di Masa Mendatang

    Di tengah kontrak modernisasi FA-50PH, Filipina juga menyoroti kemungkinan KF-21 Boramae buatan KAI sebagai kandidat penting untuk kebutuhan pesawat tempur multiperan jangka panjang PAF.

    KF-21 dinilai Manila sebagai game-changer potensial dan membuka peluang lompatan tinggi bagi kekuatan udara Filipina.

    Diskusi dengan Korea Selatan, sejatinya masih bersifat pembicaraan penjajakan, mengingat sebelum ini Manila juga belum memutuskan apakah akan mengakuisisi jet tempur F-16 Block 70 dari Lockheed Martin, AS atau Gripen E/F dari Saab, Swedia.

    Jika Filipina pada akhirnya memilih KF-21, PAF akan mengoperasikan dua jenis pesawat tempur utama (FA-50PH dan KF-21) dari pabrikan yang sama, yaitu KAI. Pilihan ini sedikit banyak akan menyederhanakan pelatihan, pemeliharaan, dan suku cadang.

    Sebagai jet tempur generasi 4,5, KF-21 menawarkan kapabilitas modern yang diklaim pihak pabrikan melampaui F-16 atau Gripen dalam beberapa aspek.

    Terkait KF-21 ini, Badan Program Akuisisi Pertahanan Korea (DAPA) telah menginvestasikan 700 miliar won untuk menguji sekitar 10 jenis senjata udara ke darat antara 2025 dan 2028.

    Jadwal integrasi senjata kemudian telah dipercepat ke paruh pertama 2025, dari target semula akhir 2028.

    Percepatan ini menandai KF-21 akan mencapai status siap tempur lebih cepat, meningkatkan daya tariknya di pasar ekspor, termasuk Filipina.

    KAI berharap kesuksesan dengan FA-50PH akan menjadi jembatan kepercayaan lebih besar yang memudahkan negosiasi untuk KF-21.

    Kontrak modernisasi FA-50PH dan potensi akuisisi KF-21 oleh Filipina menempatkan kemitraan Manila-Seoul sebagai salah satu poros pertahanan paling dinamis di Asia Tenggara.

    Filipina akan mendapatkan teknologi tempur modern yang sangat dibutuhkan, sementara Korea Selatan mengukuhkan statusnya sebagai eksportir pertahanan terkemuka. (RNS)

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *