AIRSPACE REVIEW – Angkatan Darat AS (US Army) secara resmi telah menyetujui Proposal Perubahan Rekayasa menyeluruh terhadap varian Abrams baru yang disebut sebagai Abrams M1E3, sebagai tank tempur generasi berikutnya.
Langkah ini secara resmi mengakhiri program pengembangan M1A2 SEPv4 saat ini, program peningkatan bertahap pada tank Abrams.
Peningkatan pada M1A2 SEPv4 ini, menurut para pemimpin Angkatan Darat AS, akan menambah bobot dan kompleksitas tanpa memberikan fleksibilitas operasional yang dibutuhkan untuk operasi tempur skala besar di masa mendatang.
Meskipun US Army belum secara resmi mengonfirmasi konfigurasi teknis akhir Abrams M1E3, beberapa indikator menunjukkan bahwa tank baru tersebut akan menggabungkan aspek-aspek teknis tertentu pada tank demonstrator teknologi AbramsX.
Tank konsep AbramsX besutan GDLS (General Dynamics Land Systems) pertama kali dipamerkan kepada publik pada Oktober 2022. Tank ini tampil dalam Pertemuan dan Pameran Tahunan Asosiasi Angkatan Darat AS (AUSA) di Washington, DC.
Munculnya Program Abrams M1E3 sendiri sangat dipengaruhi oleh studi Dewan Sains Angkatan Darat AS tahun 2019 yang meneliti masa depan peperangan lapis baja.
Studi tersebut dilaporkan merekomendasikan upaya pengembangan selama tujuh tahun senilai 2,9 miliar USD untuk menghasilkan tank tempur utama (MBT) generasi kelima.
Dengan banyaknya kemampuan yang diuraikan dalam penilaian tersebut sangat selaras dengan teknologi pada AbramsX, maka program ini dipandang sebagai pelopor teknologi untuk diterapkan pada Abrams M1E3.
Salah satu kesamaan paling menonjol antara AbramsX dan konfigurasi Abrams M1E3 yang diantisipasi adalah penggunaan sistem penggerak hibrida diesel-listrik, yang diklaim 50 persen lebih hemat bahan bakar daripada powerpack Abrams saat ini.
Selain itu, pengurangan bobot juga menjadi kesamaan lainnya. Demonstrator AbramsX memiliki berat sekitar 10 ton lebih ringan daripada M1A2 Abrams saat ini dengan penggunaan material canggih terbaru.
Lalu, turret pada AbramsX mengurangi jumlah awak dari empat menjadi tiga orang, yang dimungkinkan oleh sistem pengisian otomatis dan peningkatan otomatisasi.
Dari segi daya gempur, AbramsX menunjukkan penggunaan arsitektur senjata utama baru yang kompatibel dengan amunisi canggih, termasuk proyektil kinetik dan berpemandu di masa depan.
Hal tersebut sejalan dengan rekomendasi Dewan Sains Angkatan Darat AS untuk amunisi hipersonik bermanuver dan rudal antitank berpemandu yang diluncurkan dari kanonk.
Selanjutnya, solusi lapis baja yang ditingkatkan pada AbramsX, dioptimalkan untuk melawan ancaman serangan dari atas dan amunisi yang dijatuhkan oleh drone, juga sesuai untuk pertempuran modern.
AbramsX juga dibekali fitur jaringan canggih dan kecerdasan buatan, termasuk kemampuan untuk berkomunikasi langsung dengan drone udara dan sistem AI onboard yang memperingatkan awak tentang ancaman jarak jauh sambil memprioritaskan tembakan terhadap beberapa target.
Kemampuan AbramsX ini sangat selaras dengan niat Angkatan Darat AS untuk mengintegrasikan Abrams M1E3 ke dalam ekosistem berawak tak berawak yang lebih luas, memungkinkan tank tersebut beroperasi sebagai simpul tempur terhubung secara digital daripada platform yang berdiri sendiri.
Akhirnya, meskipun para pejabat US Army menekankan bahwa AbramsX tidak akan digunakan, perannya sebagai demonstrator teknologi telah secara langsung membentuk persyaratan dan mengurangi risiko pilihan desain utama untuk Abrams M1E3 yang baru.
Angkatan Darat AS sendiri bertujuan untuk menghadirkan tank tempur utama yang lebih ringan, lebih lincah, lebih mematikan, serta mampu mendominasi konflik intensitas tinggi pada tahun 2030-an. (RBS)


Singkatnya, Abrams M1E3 adalah generasi kelima sedangkan M1A2 SEPv4 adalah generasi keempat walau sudah ditingkatkan secara ekstensif
Semoga mampu mendominasi pertempuran antar tank gbu usa