AIRSPACE REVIEW – Dua perusahaan asal Jerman, TDW dan STARK, melakukan uji tembak langsung pertama terhadap hulu ledak LION STRIKE 110 yang terintegrasi dengan drone loiter VIRTUS.
Uji coba yang berlangsung di Schrobenhausen tersebut dilaporkan bahwa hulu ledak, sumbu, dan platform pembawa berfungsi seluruhnya sesuai yang direncanakan.
Demonstrasi ini dilakukan hanya beberapa bulan setelah TDW dan STARK menandatangani perjanjian kerja sama mereka.
Disebutkan, sistem amunisi loiter tersebut siap untuk dikirimkan mulai akhir 2026. Sebanyak ribuan unit drone ini pada tahun 2027 akan digunakan oleh Bundeswehr (Angkatan Bersenjata Jerman).
Mengenai LION STRIKE 110 adalah bagian dari keluarga hulu ledak baru yang dikembangkan oleh TDW. Desainnya dioptimalkan untuk produksi skala besar dan ketersediaan yang cepat.
TDW mengatakan pihaknya mengejar pendekatan di mana hulu ledak diproduksi terlebih dahulu dan kemudian diintegrasikan dengan platform pembawa baru, termasuk drone kamikaze dan rudal berpemandu.
Keluarga LION STRIKE mencakup tiga kaliber berbeda dan ditawarkan dalam berbagai konfigurasi. Ini termasuk versi yang murni menembus lapis baja serta varian multi efek.
Muatan LION STRIKE berbentuk tandem, selongsong fragmentasi, dan memungkinkan hulu ledaknya dapat disesuaikan dengan berbagai target, termasuk kendaraan yang dilengkapi dengan lapis baja reaktif.
Sedangkan VIRTUS adalah drone kamikaze yang dapat diskalakan dan modular. Menurut STARK, desain tersebut memungkinkan operator untuk menyesuaikan efek dan profil misi tergantung pada kebutuhan operasional.
VIRTUS yang desainnya terinspirasi dari drone kamikaze Lancet Rusia ini dibekali arsitektur modular.
Drone dengan sayap model X tersebut dirancang untuk mendukung berbagai muatan dan rangkaian misi, sehingga dapat beradaptasi dengan kebutuhan medan perang yang terus berkembang. (RBS)
Harus diakui, design Shahed-136 dan Lancet memang ikonik 👍😁