AIRSPACE REVIEW – Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai 10,7 miliar USD, bukan sekadar transaksi senjata biasa. Ini adalah langkah strategis besar yang menandai pergeseran signifikan dalam kebijakan pertahanan Turkiye, khususnya setelah hambatan dalam akuisisi F-35 dari AS.
Yang paling krusial, Inggris dilaporkan telah memberikan lampu hijau untuk mengizinkan Turkiye mengintegrasikan sistem dan persenjataan udara buatan dalam negeri ke dalam platform canggih Typhoon.
Izin ini merupakan salah satu kunci pendorong bagi Turkiye menuju kemandirian pertahanan udara dalam negeri.
Dalam program jet tempur multinasional seperti Typhoon, mengizinkan operator untuk memodifikasi sistem misi dan mengintegrasikan senjata non-standar merupakan hal yang jarang diberikan.
Persetujuan Inggris, yang juga mencakup potensi ekspor perangkat lunak dan sub-komponen buatan Turkiye ke operator Typhoon lainnya menunjukkan tingkat kepercayaan dan kerja sama yang mendalam antara kedua negara.
Dengan izin tersebut, Turkiye mendapat keuntungan untuk mengurangi ketergantungan penuh pada rantai pasok amunisi asing.
Hal lainnya guna memastikan sistem misi dan perangkat lunak jet dapat disesuaikan dengan kebutuhan operasional spesifik Angkatan Udara Turkiye (TuAF).
Turkiye dapat mengintegrasikan rudal udara ke udara jarak dekat menengah Gökdoğan yang setara dengan AIM-9X AS. Rudal berpemandu inframerah ini dirancang untuk dogfight dan pertempuran Within Visual Range (WVR) melengkapi rudal IR bawaan Typhoon.
Rudal udara ke udara jarak jauh juga dapat diintegrasikan, yaitu Gökhan sebagai alternatif MBDA Meteor /AIM-120 AMRAAM. Rudal berpemandu Radar Aktif ini telah dikembangkan sejak 2021 dan memiliki jangkauan yang direncanakan untuk ditingkatkan hingga lebih dari 100 km (Beyond Visual Range/BVR).
Untuk rudal udara ke darat, Turkiye memiliki rudal jelajah subsonik jarak jauh SOM (Stand-off Missile). Selin itu Ankara juga dapat mengintegrasikan rudal jatuh bebas standar MK-82/83/84 yang dilengkapi kit panduan KGK (Wing Assisted Guidance Kit). Ada juga kit pemandu laser/GPS TEBER yang memberikan akurasi tinggi.
Dengan pengiriman Typhoon pertama yang direncanakan pada tahun 2030, Turkiye memiliki waktu untuk menyelesaikan proses integrasi dan sertifikasi senjata-senjata domestik tersebut.
Proses ini melibatkan pengujian ekstensif untuk memastikan bahwa perangkat keras, perangkat lunak pesawat, dan sistem misi dapat berkomunikasi dengan lancar dengan rudal buatan Turkiye. (RNS)

