AIRSPACE REVIEW – Pasukan Rusia dilaporkan telah mengerahkan sistem pertahanan udara laser buatan China, Silent Hunter, di dekat perbatasan Ukraina. Upaya ini untuk menetralisir ancaman yang ditimbulkan oleh serangan gencar drone Ukraina.
Media Rusia, Mash, pada 19 Desember 2025, merilis rekaman yang menunjukkan penggunaan sistem pertahanan udara tersebut..
Pengerahan teknologi energi terarah, Directed Energy Weapon (DEW), ini menandai pentingnya senjata antidrone di medan perang dan menegaskan upaya Rusia untuk mencari solusi yang lebih hemat dan efektif, yang menjadi ciri khas konflik modern.
Sistem laser, yang diproduksi oleh perusahaan pertahanan China, Poly Technologies, tersebut dikenal sebagai sistem pertahanan Low, Slow, and Small (LSS).
Silent Hunter merupakan sistem senjata laser serat optik yang dirancang khusus untuk mencari, melacak, dan menghancurkan target di udara pada ketinggian rendah.
Sistem ini menawarkan sejumlah keunggulan signifikan dibandingkan sistem pertahanan udara konvensional.
Karena menggunakan laser, kecepatannya jauh lebih cepat daripada rudal. Hal ini memungkinkan sistem tersebut untuk mendeteksi dan menetralisir target dalam hitungan detik yang datang secara mendadak.
Silent Hunter hanya mengonsumsi energi listrik, bukan amunisi fisik. Biaya untuk sekali tembakan laser dilaporkan kurang dari satu dolar, menjadikannya solusi yang sangat hemat biaya untuk menembak jatuh drone komersial murah.
Sistem ini mampu menyerang banyak target secara berurutan dengan tingkat intersepsi yang tinggi, serta dapat berpindah dan mengunci target baru dalam waktu sekitar enam detik.
Serangan laser menghasilkan kerusakan yang terkonsentrasi, mengurangi serpihan dan potensi kerusakan di area sekitar. Jangkauan intersepsinya mencapai 200 m hingga 4 km. Sistem ini tersedia dalam versi stasioner dan versi yang diintegrasikan pada sasis beroda 6X6.
Dengan daya 30kW, laser ini mampu menembus lima lapis pelat baja setebal 2 mm pada jarak 800 m, atau satu pelat baja berketebalan 5 mm pada jarak 1.000 m.
Sebelumnya dilaporkan, sistem pertahanan udara Silent Hunter digunakan oleh Arab Saudi untuk melawan drone dan rudal Houthi. Sistem ini juga pernah dilaporkan terlihat di Iran. (RNS)

