AIRSPACE REVIEW – Pada tanggal 13 November 2025, dunia menyaksikan langkah maju dalam pertahanan strategis Prancis ketika jet tempur Rafale Marine milik Angkatan Laut Prancis berhasil meluncurkan rudal jelajah berkemampuan nuklir ASMPA-R (Air-Sol Moyenne Portée Amélioré Rénové) yang telah direnovasi atau lebih luas lagi dimodernisasi,
Uji coba evaluasi yang sukses ini, yang dilakukan tanpa hulu ledak aktif, bukan hanya sekadar tes teknis. Ini adalah penegasan bahwa rudal ASMPA-R telah sepenuhnya terintegrasi.
ASMPA-R kini menjadi senjata andalan bagi armada Rafale, memastikan kekuatan pencegahan udara Prancis di masa depan.
Rudal buatan MBDA Prancis ini merupakan puncak evolusi dari rudal jelajah nuklir yang telah lama menjadi tulang punggung pertahanan Negeri Eiffel.
Pengembangannya dimulai dari rudal ASMP supersonik di tahun 1980-an, yang kala itu dioperasikan oleh jet tempur strategis seperti Mirage IVP dan Mirage 2000N.
Kini, peran strategis pencegahan udara Prancis sepenuhnya diemban oleh Dassault Rafale, baik varian B/C untuk Angkatan Udara maupun varian M (Marine) yang beroperasi dari kapal induk Charles de Gaulle.
Rudal ini didesain harus mampu menembus pertahanan antirudal musuh. Ini pula sebabnya para insinyur Prancis melakukan peremajaan total (Rénové).
Fokusnya adalah pada peningkatan elektronik, sistem navigasi, dan daya tahan terhadap ancaman modern seperti serangan siber dan lingkungan medan perang elektromagnetik yang keras.
Keberhasilan uji coba oleh Rafale Marine menegaskan bahwa Force Aéronavale Nucléaire (FANU) — Angkatan Udara Angkatan Laut Nuklir — kini memiliki akses penuh ke senjata strategis paling modern.
Peningkatan teknologi yang paling menentukan pada ASMPA-R terletak pada sistem propulsinya.
Rudal jelajah ini didukung oleh mesin ramjet berbahan bakar cair, yang merupakan kunci kemampuannya untuk berakselerasi hingga kecepatan Mach 3.
Tidak seperti rudal jelajah subsonik konvensional, ASMPA-R mampu mempertahankan kecepatan hipersonik tersebut sepanjang sebagian besar lintasan jelajahnya.
Kecepatan ekstrem ini, ditambah dengan jangkauan operasional yang diperkirakan antara 500 hingga 600 km, memberikan keunggulan kritis, yaitu kemampuan stand-off.
Artinya, pilot Rafale dapat melepaskan rudal jauh di luar jangkauan sistem pertahanan udara lawan. Hal ini meminimalkan risiko terhadap pesawat dan awak, sambil tetap memastikan bahwa target akan tercapai.
Kombinasi jet Rafale sebagai platform peluncur yang gesit dan ASMPA-R yang berkecepatan tinggi menjadikannya salah satu sistem senjata pencegahan yang paling sulit dicegat di dunia.
Daya Gedor 300 kT
Rudal ASMPA-R dirancang sebagai wahana pengangkut hulu ledak nuklir Prancis. Rudal ini dapat membawa hulu ledak tunggal yang sangat kuat, dengan estimasi daya ledak sekitar 300 kiloton (kT) TNT.
Sebagai perbandingan agar mudah dibayangkan, daya ledak tersebut diperkirakan kurang lebih 15 hingga 18 kali lipat lebih kuat daripada bom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada Perang Dunia II.
Kekuatan ledakan sebesar 300 kT memiliki implikasi kehancuran yang sangat besar dan luas.
Dalam skenario ledakan udara, gelombang ledakan dapat meratakan hampir semua bangunan dalam radius sekitar 2 km.
Sementara itu, panas (thermal radiation) yang dihasilkan dapat menyebabkan luka bakar tingkat tiga yang fatal hingga radius 5 hingga 7 km dan memicu badai api yang meluas.
Kekuatan ini memenuhi persyaratan doktrin pencegahan Prancis, yang mengharuskan senjata memiliki potensi kehancuran yang meyakinkan. Ini berarti kerusakan yang ditimbulkan harus cukup besar sehingga tidak ada musuh rasional yang berani mengambil risiko serangan balasan.
Dapat dikatakan, rudal ASMPA-R yang menjadi persenjataan jet tempur Rafale, adalah senjata pamungkas untuk menuntaskan peperangan. Hal ini menjadikan ASMPA-R dan Rafale sebagai pilar vital yang menjamin kedaulatan strategis Prancis di masa depan. (RNS)
Spesifikasi Teknis Rudal ASMPA-R Prancis
| Kategori | Spesifikasi Detail |
| Tipe | Rudal Jelajah Udara ke Permukaan Berkemampuan Nuklir |
| Platform Peluncur | Jet Tempur Dassault Rafale (varian B/C dan M) |
| Kapasitas Bawaan | Satu rudal per misi strategis Rafale |
| Pendorong | Mesin Ramjet Berbahan Bakar Cair |
| Kecepatan Maksimum | Hingga Mach 3 (Hipersonik) |
| Jangkauan | 500 – 600 km |
| Muatan Hulu Ledak | Satu hulu ledak Termonuklir, diperkirakan 300 kiloton TNT |
| Panjang Keseluruhan | 5,38 m |
| Diameter | 38 cm |
| Berat | 860 kg |


Saya senang banyak negara lain bisa memproduksi rudal berhulu ledak nuklir dg kecepatan 3 kecepatan suara bahkan bisa lebih yg tujuannya untuk melindungi negara dan rakyat dari serangan musuh berbahaya sekalipun.