Drone

PteroDynamics berkolaborasi dengan AeroVironment menguji drone EW untuk misi pengawasan pesisir Angkatan Laut AS

AIRSPACE REVIEW – Perusahaan PteroDynamics dan AeroVironment telah menyelesaikan demonstrasi teknologi bersama yang mengintegrasikan sensor peperangan elektronik (EW) pada drone VTOL (lepas landas dan mendarat vertikal) untuk misi pengawasan pesisir Angkatan Laut AS (USN).

Kedua perusahaan tersebut berkolaborasi dalam kegiatan bertajuk Silent Swarm 25, sebuah acara yang diselenggarakan oleh Naval Surface Warfare Center (NSWC) Crane Division di Alpena Combat Readiness Training Center di Alpena, Michigan.

Demonstrasi pada 16 Desember 2025 tersebut menggabungkan beberapa sensor peperangan elektronik dari AeroVironment dengan drone VTOL PteroDynamics P4 Transwing.

Disebutkan, sistem drone EW ini dievaluasi di tiga skenario yang relevan secara operasional dalam lingkungan multi domain.

Selama acara tersebut, drone Transwing mengamati, mendeteksi, dan mempengaruhi ancaman yang representatif untuk memberikan informasi bagi potensi konsep masa depan USN untuk pengawasan pesisir.

Desain Transwing yang ringkas, proses transisi pelipatan/pengembangan sayap yang cepat dan kemampuan VTOL-nya memungkinkan operasi dari lokasi terbatas, menjadikannya platform ideal untuk operasi pesisir maritim.

AeroVironment menyatakan, sistem EW-nya dirancang dengan arsitektur terbuka dan interoperabel untuk mempersingkat jangka waktu integrasi muatan di seluruh platform intelijen, pengawasan, dan pengintaian udara, maritim, dan darat.

Sedangkan PteroDynamics mendeskripsikan dronenya sebagai platform Group 3, yang menggabungkan kecepatan, jangkauan, dan daya tahan pesawat sayap tetap dengan performa VTOL desain otonom.

Drone ini dapat beralih antara penerbangan vertikal dan horizontal dengan membuka sayapnya, sebuah konfigurasi yang dirancang untuk memberikan stabilitas selama lepas landas dan pendaratan sambil mempertahankan penerbangan yang efisien.

Drone Transwing dapat beroperasi tanpa bergantung pada landasan pacu dan tanpa batasan yang terkait dengan arah angin, menunjukkan kemampuan penggunaan ekspedisi dari lokasi yang sulit. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

43 minutes ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

2 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

5 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

7 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

7 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

7 hours ago