Air Defence

Rheinmetall Jerman demonstrasikan sistem pertahanan antidrone bergerak Skyspotter di Finlandia

AIRSPACE REVIEW – Perusahaan pertahanan Jerman Rheinmetall pada 16 Desember 2025 telah menyelesaikan demonstrasi langsung kemampuan sistem penangkal drone Skyspotter di Finlandia.

Demonstrasi penembakkan dilakukan di lapangan tembak Lohtaja dalam kondisi musim dingin dan medan berhutan.

Uji coba tersebut untuk mengevaluasi kemampuan sistem dalam mendeteksi, melacak, dan mengalahkan target mulai dari drone bermesin jet hingga quadcopter kecil dalam lingkungan operasional yang realistis.

Rheinmetall menyajikannya Skyspotter sebagai sistem peringatan dini dan pengintaian multisensor dengan arsitektur terbuka, memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan sensor dan efektor seiring berkembangnya ancaman.

Sistem yang bersifat bergerak ini dipasang pada truk militer kelas berat Rheinmetall-MAN HX berpenggerak 8×8, yang dapat dikerahkan dengan cepat ke segala medan.

Sementara, kontainer sensor Skyspotter mengintegrasikan radar S-band dan X-band dengan jangkauan deteksi masing-masing sekitar 5 km dan 7,5 km, yang dipasangkan dengan paket verifikasi elektro-optik menggabungkan kamera siang hari dan termal dengan pengukur jarak laser.

Fungsi akuisisi, pelacakan, dan identifikasi otomatis dirancang untuk bekerja melawan target kecil yang terbang rendah dan lambat di lingkungan yang riuh.

Sensor pencari pemancar pasif dapat ditambahkan untuk mendeteksi dan menentukan lokasi tautan kendali drone tanpa memancarkan energi radar, meningkatkan kemampuan bertahan hidup terhadap serangan balasan dari lawan.

Sebagai kunci utama dari Skyspotter adalah turret Skyranger 30 yang dibekali kanon revolver otomatis kaliber 30 mm.

Kanon menembakkan amunisi KETF yang dapat diprogram. Jenis amunisi ini mengeluarkan awan subproyektil tungsten di depan target, meningkatkan probabilitas mengenai target drone berukuran kecil dan bergerak lincah.

Jangkauan serangan efektif dari kanon ini hingga jarak 3.000 m, dengan laju tembakan nominal sekitar 1.200 peluru per menit, dan lebih dari 250 peluru siap tembak.

Sistem Skyspotter memungkinkan juga untuk mengintegrasikan rudal pertahanan udara jarak pendek guna perlindungan berlapis.

Secara taktis, sistem ini menggabungkan serangan elektronik untuk mengganggu drone, tembakan kanon untuk mengalahkan target jarak dekat, dan rudal untuk target di ketinggian lebih tinggi atau jarak lebih jauh, semuanya dalam satu sistem terintegrasi. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

View Comments

  • Ayo drpd jerman gembar gembor kirim aja senjata anti drone ke ukraina biar tau berfungsi apa tdk lawan drone rusia 🤣

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

46 minutes ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

2 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

5 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

7 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

7 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

7 hours ago