AIRSPACE REVIEW – Rusia diketahui telah meningkatkan daya hancur drone kamikaze Geran-2 dengan hulu ledak ganda 50 kg, sehingga total menjadi 100 kg. Hal ini dibuktikan dengan reruntuk drone ini, berdasarkan laporan pasukan Ukraina pada 14 Desember 2025.
Bukti tersebut mengindikasikan bahwa Rusia menggunakan strategi serangan dengan amunisi yang lebih besar dan merusak, walaupun jumlah drone yang diluncurkan lebih sedikit.
Pakar teknologi radio Ukraina, Serhiy Beskrestnov,memastikan bahwa dari analisis puing-puing yang ditemukan menunjukkan bahwa konfigurasi drone Geran-2 tersebut bukan lagi produk eksperimental.
Geran-2 yang diproduksi Rusia berdasarkan lisensi Shahed-136 dari Iran adalah drone kamikaze sederhana yang digerakkan oleh baling-baling dengan mesin pendorong piston, serta rangka pesawat ringan yang dioptimalkan untuk jangkauan jauh.
Drone ini mampu menjangkau jarak hingga 1.500 km, kecepatan jelajah sekitar 180 km/jam, dan ketinggian operasi dari sangat rendah hingga beberapa ribu meter.
Massa peluncuran mendekati 200 kg, dan hulu ledak fragmentasi berdaya ledak tinggi sekitar 40 kg. Varian baru Geran-2 dapat dilengkapi beberapa pilihan hulu ledak dan perubahan tata letak internal, termasuk muatan yang lebih berat yang memanjang lebih jauh ke dalam badan pesawat.
Konfigurasi baru menunjukkan dua blok pembakar berdaya ledak tinggi 50 kg yang identik. Laporan dari outlet teknis Ukraina dan Rusia menggambarkan setiap blok sebagai amunisi standar yang dilengkapi dengan sumbu dasar elektronik.
Secara operasional, penggandaan hulu ledak membuat Geran-2 lebih dekat ke kelas senjata serang yang jauh lebih besar dan destruktif, meskipun masih jauh di bawah muatan rudal jelajah. (RNS)

