AIRSPACE REVIEW – Angkatan Darat Kerajaan Thailand (RTA) terpantau telah mengerahkan kendaraan lapis baja Stryker 8×8 yang diakuisisi Amerika Serikat dalam operasi garis depan di sepanjang perbatasan dengan Kamboja.
Stryker terlihat di sekitar pos pemeriksaan Bueng Takwan di distrik Ta Phraya, Provinsi Sa Kaeo di seberang penyeberangan perdagangan perbatasan Ban Ta Phraya.
Kendaraan digunakan untuk mengangkut pasukan infanteri, mengamankan posisi, dan membangun langkah-langkah pengendalian pertahanan.
Hingga 13 Desember 2025, perang terus berlangsung di beberapa sektor perbatasan sepanjang sekitar 817 km dan dengan kedua pemerintah mengeluarkan pernyataan yang bertentangan tentang de-eskalasi.
Fase terkini konflik Thailand-Kamboja ditandai dengan berulang kali terjadi baku tembak roket, artileri, dan mortir di berbagai titik perbatasan, melebihi intensitas bentrokan sebelumnya yang terjadi pada Juli 2025.
Mengenai Stryker 8×8 milik Thailand, diperkirakan RTA mengoperasikan sekitar 130 unit, dengan rincian 70 unit diperoleh pada 2019, 50 unit tahun 2020, dan 10 unit pada 2021. Biaya program pengadaan keseluruhan sekitar 282 juta USD.
Stryker adalah keluarga kendaraan lapis baja yang berasal dari LAV-III Kanada. Kendaraan dibangun berbasis pada Mowag Piranha Swiss (kini General Dynamics European Land Systems/GDELS).
Sementara diproduksi untuk Angkatan Darat AS (US Army) dilaksanakan oleh General Dynamics Land Systems-Canada/GDLSC.
Dalam konfigurasi pengangkut infanteri (varian M1126) yang sama digunakan oleh Thailand, kendaraan ini dioperasikan oleh awak dua orang dan dapat mengangkut hingga sembilan pasukan bersenjata lengkap.
Untuk dimensinya, Stryker 8×8 memiliki panjang 6,95 m, lebar 2,72 m, dan tinggi 2,64 m, dengan massa tempur sekitar 16 ton.
Kendaraan ditenagai menggunakan mesin diesel Caterpillar C7 berdaya 350 hp, memungkinkan kecepatan di jalan raya hingga sekitar 97 km/jam dan jangkauan operasional sekitar 500 km.
Stryker 8×8 Thailand dibekali dengan senapan mesin berat M2 12,7 mm atau peluncur granat otomatis Mk19 40 mm, dan dalam beberapa konfigurasi senapan mesin M240 7,62 mm.
Kendaraan juga dilengkapi dengan peluncur granat asap untuk memberikan pengaburan cepat selama kontak dengan lawan atau penarikan mundur. (RBS)
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…
AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…
AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…
AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…
AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…