Armed Forces

Kamboja gunakan peluncur roket multilaras Type-90B dan PHL-03 buatan China dalam serangan terbaru terhadap Thailand

AIRSPACE REVIEW – Pemerintah Thailand mengatakan pasukan Kamboja menggunakan sistem roket peluncur multilaras (MLRS) buatan China, Type-90B dan PHL-03 300, dalam konflik terbaru di perbatasan kedua negara.

Kedua sistem MLRS ini digunakan untuk menembakkan roket artileri ke beberapa daerah perbatasan di Thailand di tengah meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan yang disengketakan.

Sistem MLRS tersebut sanggup memberikan daya tembak cepat dan bervolume tinggi di area yang luas, tidak seperti howitzer tarik atau versi swagerak (SPH) yang biasanya menembakkan satu peluru pada satu waktu.

Kendaraan MLRS dilengkapi dengan serangkaian tabung roket, berjumlah 12, 24, atau bahkan 40 tabung, yang mampu meluncurkan salvo terkoordinasi dalam hitungan detik.

Kemampuan ini memungkinkan unit untuk menekan, menetralisir, atau menghancurkan konsentrasi musuh, situs pertahanan udara, atau pusat logistik dengan kecepatan yang dahsyat.

Selain itu, mobilitas tinggi dan taktik tembak-lari yang cepat membuat sistem MLRS sulit untuk dilawan, memungkinkan reposisi cepat untuk menghindari tembakan balasan artileri.

Diketahui, Angkatan Darat Kamboja sendiri saat ini mengoperasikan total 74 sistem MLRS, sedangkan Angkatan Bersenjata Thailand sekitar 69 MLRS.

Sejak 2022, Kamboja telah mengintegrasikan sistem roket canggih buatan China ke dalam komando artilerinya, terutama delapan peluncur Type-90B dan enam PHL-03.

Kedua sistem tersebut diproduksi oleh perusahaan pertahanan NORINCO dan menyediakan kemampuan serangan jarak jauh, mobilitas cepat, dan sistem pengendalian tembakan digital.

Type-90B mengusung 40 tabung peluncur menggunakan roket kaliber 122 mm, berjangkauan tembak hingga jarak 40 km.

Sedangkan PHL-03 mengusung 12 tabung peluncur roket kaliber 300 mm, dengan jangkauan tembak hingga 70 km.

Selain kedua sistem MLRS modern China, militer Kamboja memiliki inventaris model lama termasuk Type-63 107 mm, BM-21 Grad 122 mm, BM-13 132 mm dan BM-14 140 mm, serta platform RM-70 122 mm buatan Ceko.

Sistem buatan China yang lebih baru sekarang berfungsi sebagai lapisan presisi tinggi, sedangkan platform yang lebih tua berfungsi dalam peran serangan area luas atau saturasi massal. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

51 minutes ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

2 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

5 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

7 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

7 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

7 hours ago