Menjadi varian Flanker yang paling diminati di luar negeri, Rusia telah memproduksi lebih dari 700 Su-30

Su-30MKI - Rafale - RAF Typhoon_RAF

AIRSPACE REVIEW – Jet tempur Su-30 merupakan varian keluarga Sukhoi Flanker yang diminati di luar negeri. Pesawat tempur berukuran bongsor dan bertempat duduk tandem ini telah diproduksi lebih dari 700 unit, menurut catatan penerbitan Rusia.

Operator jet Su-30 terbesar di luar negeri adalah India. Negara Republik di Asia Selatan ini telah membeli pesawat Su-30MKI (Flanker-H) yang sebagian besar diproduksi secara domestik melalui lisensi dari Rusia sejak tahun 1990-an.

Sekitar 260 unit Su-30MKI dioperasikan Angkatan Udara India (IAF). Pesawat ini sebagian kecil diproduksi di Rusia dan sebagaian besar diproduksi oleh industri pesawat India, Hindustan Aeronautics Limited (HAL).

Negara kedua di luar Rusia yang mengoperasikan Su-30 adalah China. Negeri Tirai bambu mengakuisisi varian Su-30MKK/MK2 (Flanker-G).

Lenbih dari 100 unit Su-30MK, terdiri dari varian Su-30MKK dioperasikan oleh Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) dan varian Su-30MK2 oleh Angkatan Laut PLA (PLAN).

Kemudian Aljazair yang mengoperasikan lebih dari 50 Su-30MKA (Flanker-H). Ini adalah salah satu varian canggih dari Su-30MK dengan teknologi dari Prancis dan Rusia.

Kemudian Venezuela dengan sekitar 24 Su-30MK2. Venezuela tercatat sebagai pengguna Su-30 terbesar di kawasan Amerika Latin.

Selanjutnya adalah Vietnam dengan varian Su-30MK2V. Vietnam disebut mengoperasikan sekitar 35 Su-30MK, namun jumlah ini kadang disebut merupakan gabungan dengan varian Su-27 yang mereka miliki.

Berikutnya adalah Malaysia dengan Su-30MKM. Ini juga merupakan varian canggih dari Su-30MK, seperti halnya milik Aljazair dan India. Su-30MKM dilengkapi dengan thrust vectoring dan sayap kecil (canard) di bagian depan, untuk semakin meningkatkan kapabilitas manuver pesawat.

Indonesia termasuk negara dalam daftar pengguna Su-30 selain Rusia, bahkan lebih dulu dari Malaysia. Indonesia mengakuisisi Su-27SK dan Su-30MK mulai tahun 2003, yang kemudian varian SK dan MK-nya ditingkatkan menjadi varian SKM dan MK2. Dari total 16 yang dimiliki, TNI Angkatan Udara memiliki 11 Su-30MK2.

Empat pesawat pertama terdiri dari 2 Su-27 dan 2 Su-30 diterima tahun 2003. Pada tahun 2007 Indonesia kembali menambah enam varian Su-27SKM dan Su-30MK2. Pesawat datang mulai tahun 2009. Kemudian pada 2013 Jakarta kembali menambah enam Su-30MK2.

Negara lainnya adalah Kazakhstan yang mengakuisisi lebih dari selusin Su-30SM, salah satu varian tercanggih seperti halnya varian Su-30MKI dan Su-30MKM.

Selain yang telah disebutkan di atas, Uganda mengakuisis Su-30MK2 (Flanker-G/Flanker-H), Belarus dengan Su-30SM/SM2 (Flanker-H), dan Angola dengan Su-30K yang ditingkatkan (Flanker-C/Flanker-H).

Secara umum jet tempur Su-30 mampu terbang dengan kecepatan hingga 2.125 km/jam, ketinggian terbang maksimum hingga 17.500 m, dan jangkauan terbang tanpa pengisian bahan bakar hingga 3.000 km.

Secara umum, Sukhoi Su-30 (NATO: Flanker-C/G/H) adalah salah satu pesawat tempur paling sukses dan dihormati di pasar internasional.

Karakteristik utama jet tempur ini berfokus pada peran Multi-role (multiperan), Supermaneuverability (super-manuverabilitas), dan jangkauan yang jauh.

Pesawat mampu membawa delapan ton persenjataan eksternal, mencakup rudal antikapal seperti Kh-35, rudal antiradar Kh-31P, rudal berpemandu laser/TV Kh-29, dan bom berpemandu presisi KAB-500/1500.

Untuk rudal udara ke udara mencakup rudal jarak menengah aktif R-77 (AA-12), rudal jarak jauh semi-aktif/inframerah R-27 (AA-10), dan rudal jarak pendek R-73 (AA-11). (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *