AIRSPACE REVIEW – Hanwha Aerospace, pada 27 November 2025, telah menandatangani kontrak dengan Defense Acquisition Program Administration (DAPA) untuk memproduksi massal L-SAM (Long-Range Surface-to-Air Guided Missile).
Dengan nilai total 705,4 miliar KRW (setara 482 juta USD), perusahaan pertahanan Korea Selatan ini mengatakan pihaknya berencana memasok rudal antibalistik (ABM) dan peluncurnya ke militer pada tahun 2030.
Sistem L-SAM memperkenalkan beberapa teknologi canggih yang sepenuhnya dikembangkan di dalam negeri.
Dilengkapi dengan DSCS (Divert Attitude Control System), ABM ini mampu mencegat rudal balistik secara akurat pada ketinggian di atas 40 km.
L-SAM juga menerapkan sistem propulsi pulsa ganda dan menjadi yang pertama kalinya di Korea.Selatan.
Teknologi tersebut meningkatkan keandalan dan kinerja intersepsi di atmosfer atas yang tipis, tempat rudal balistik melaju dengan kecepatan tinggi.
Penghargaan baru ini menyusul kontrak senilai 357,3 miliar KRW yang ditandatangani bulan lalu antara DAPA dan Hanwha Systems untuk memproduksi Radar Multi-Fungsi L-SAM (MFR), yang berfungsi sebagai “mata” sistem tersebut.
Menurut perusahaan, MFR mampu mendeteksi dan melacak pesawat musuh dan rudal balistik yang datang dari jarak jauh, memungkinkan pemberian isyarat dini dan keterlibatan terkoordinasi di seluruh jaringan pertahanan udara.
Program L-SAM ini dirancang untuk menciptakan sistem perlindungan berlapis terhadap ancaman balistik, rudal jelajah, dan pesawat terbang.
Setelah sepenuhnya dikerahkan, L-SAM nantinya akan berfungsi sebagai pencegat tingkat atas, melengkapi sistem tingkat menengah dan bawah yang ada yakni Patriot dan Cheongung ll. (RBS)

