AIRSPACE REVIEW – Unit Penjaga Perbatasan Iran menerima sejumlah peralatan baru berupa kendaraan lapis baja antiranjau dan penyergapan Spartak buatan Rusia.
Kehadiran Spartak diharapkan dapat meningkatkan perlindungan personel selama operasi di area berisiko tinggi, terutama di perbatasan Iran-Afghanistan.
Mengenai Spartak adalah kendaraan lapis baja jenis MRAP (Mine-Resistant Ambush Protected) yang dikembangkan oleh perusahaan pertahanan VPK.
Kendaraan ini pertama kali diperkenalkan pada pameran pertahanan Forum Army-2019 di Moskow dan telah digunakan oleh pasukan khusus Rusia dalam perang di Ukraina.
Spartak dikembangkan sebagai respons terhadap pelajaran dari intervensi militer Rusia di Suriah, desainnya mengutamakan perlindungan bagi awaknya.
Bagian depan dan atap kendaraan telah diperkuat untuk menahan tembakan peluru 12,7 mm. Selain itu, Spartak dapat dipasangi pelindung tambahan untuk menahan tembakan peluru 14,5 mm.
Untuk menangkal ancaman ranjau dan alat peledak rakitan (IED), Spartak dibangun dengan badan berbentuk V, yang mampu menahan ledakan setara dengan 6-8 kg TNT.
Spartak biasanya dilengkapi dengan turret terbuka, yang dilindungi oleh pelat baja 360 derajat. Dipersenjatai dengan senapan mesin Kord 12,7 mm, senapan mesin PK/PKP 7,62 mm atau peluncur granat otomatis AGS-17.
VPK juga menawarkan Spartak untuk dapat dilengkapi dengan kubah senjata yang dioperasikan dari jarak jauh (RCWS) seperti Arbalet-DM.
Untuk spesifikasinya, Spartak memiliki ground clearance 40 cm, panjang 6.5 m, lebar 2.5 m, dan tinggi 2.8 m. Kabinnya dapat menampung 10 pasukan termasuk pengemudi.
Kendaraan dengan berat kotor (GVW) 14,5 ton ini dilengkapi dengan mesin diesel YaMZ-536 berdaya 360 ps. Sanggup beroperasi hingga jarak sejauh 1.000 km.
Selain Iran, Spartak MRAP telah diekspor ke beberapa negara Afrika termasuk Libya, Nigeria, Gabon dan Mali. (RBS)

