AIRSPACE REVIEW – Gedung Putih mengumumkan pada 18 November 2025 bahwa Presiden AS Donald J. Trump dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah menyelesaikan Perjanjian Pertahanan Strategis (Strategic Defense Agreement) di mana Arab Saudi akan membeli 300 tank tempur utama M1 Abrams buatan Amerika Serikat (AS).
Penjualan tank ini merupakan bagian dari paket yang juga meningkatkan investasi Arab Saudi di Amerika Serikat menjadi hampir 1 triliun dolar USD.
Meskipun tidak dijelaskan secara rinci, kemungkinan besar Arab Saudi akan mendapatkan varian keluarga M1A2 standar ekspor terbaru. Tank ini dibangun di berdasarkan M1A2 SEP yang kini digunakan oleh militer AS sebagai SEPv3.
Abrams modern ini menggabungkan meriam smoothbore M256 120 mm yang mampu menembakkan peluru multiguna kinetik dan terprogram canggih.
Dibekali pula dengan sistem kendali tembakan digital, meriam stabil, dan penglihatan termal yang memungkinkan pertempuran baik siang maupun malam, secara presisi.
Lapis baja komposit pada tank yang berasal dari desain Chobham, penyimpanan amunisi terpisah dengan panel blow-off, serta perlindungan Nubika (nuklir, biologi, dan kimia) memberikan daya tahan awak yang tinggi.
Sementara turbin gas AGT1500 berdaya 1.500 hp memberikan tenaga yang kuat pada tank untuk beroperasi di segala medan, dan memungkinkan kecepatan tertinggi di atas 65 km/jam.
Sebelumnya, Arab Saudi sudah menjadi salah satu operator Abrams terbesar di dunia, dengan sekitar 575 tank M1A2S (Saudi Package) yang beroperasi pada tahun 2024.
Versi M1A2S memadukan elemen-elemen program M1A2 SEP dan M1A1 AIM. Tank juga dilengkapi pencitra termal generasi kedua, elektronik turret yang ditingkatkan, dan sistem pendinginan kru yang disempurnakan yang disesuaikan dengan kondisi gurun ekstrem.
Tambahan 300 Abrams baru ini akan meningkatkan kekuatan Angkatan Darat Kerajaan Arab Saudi di kawasan Timur Tengah.
Dikombinasikan dengan kendaraan tempur infanteri (IFV) M2 Bradley dan armada artileri gerak mandiri (self-propelled) M109 yang besar, perluasan armada Abrams ini secara drastis meningkatkan kapasitas Arab Saudi untuk melakukan operasi intensitas tinggi berkelanjutan di sepanjang perbatasan Yaman.
Tank-tank baru ini juga mempercepat pembaruan armada tank lawas. Seperti diketahui Angkatan Darat Kerajaan Arab Saudi masih mengoperasikan lebih dari 650 tank tempur utama model lama M60A3 Patton yang juga buatan AS.
Dengan mengganti M60A3 dengan tank baru berstandar M1A2 memungkinkan Riyadh untuk melakukan standarisasi pada satu platform berat dengan pelatihan, suku cadang, dan arsitektur digital yang sama sehingga lebih efektif dan efisien. (RBS)


Kekuatan dominan di Jazirah Arab 👍
Punya arsenal kuat, tp lemah thd Israel… Lantas buat apa..? Pajangan doang. Lawan houti aja pada rontok tank Abrams nya😝