Thales Prancis akan memodernisasi kapal induk Thailand HTMS Chakri Naruebet yang sudah tua

HTMS Chakri NaruebetIstimewa

AIRSPACE REVIEW – Thales dari Prancis mengumumkan perjanjian baru dengan Universal Communication Systems Co. Ltd. (UCS) untuk memasang Sistem Manajemen Platform Terpadu (IPMS) baru pada kapal induk Angkatan Laut Kerajaan Thailand, HTMS Chakri Naruebet.

Diumumkan pada hari pembukaan (12/11) Defense and Security 2025 di Bangkok, IPMS akan menggantikan kontrol platform lama dengan arsitektur terpadu yang menghubungkan jaringan propulsi, pembangkit listrik, dan pengendalian kerusakan.

Modernisasi ini untuk meningkatkan keselamatan operasional, efisiensi, dan keandalan dengan memungkinkan fungsi pemantauan waktu nyata, otomatisasi, dan pendukung keputusan.

Proyek ini juga memperkuat kerja sama 55 tahun antara Thales dan Angkatan Laut Kerajaan Thailand, karena lebih dari 80 persen armada Thailand saat ini mengoperasikan sistem Thales.

Peningkatan ini memastikan bahwa kapal induk yang berusia 28 tahun beroperasi dengan Angkatan Laut Thailand ini, untuk dapat mempertahankan kapasitas operasionalnya secara lebih efektif.

Perjanjian tersebut menetapkan bahwa Thales akan memasok komponen perangkat lunak dan perangkat keras sistem, sementara UCS akan bertindak sebagai Mitra Industri Utama (KIP) yang ditunjuk, menerima transfer teknologi dan pelatihan penuh untuk pemeliharaan lokal dan dukungan berkelanjutan.

IPMS adalah arsitektur kontrol dan otomatisasi terdistribusi yang mengelola sistem platform kapal seperti propulsi, pembangkit dan distribusi daya, peralatan bantu, dan pengendalian kerusakan, dari stasiun kerja terpusat.

Sistem ini mengintegrasikan sensor, aktuator, dan logika kontrol ke dalam satu antarmuka untuk visualisasi dan kontrol status secara real-time.

Unit terminal jarak jauh (RTU) didistribusikan di seluruh kapal untuk mengumpulkan data dari mesin dan mengirimkannya ke konsol operator melalui jaringan serat optik redundan, memastikan ketahanan sistem dan integritas data.

Dengan IPMS memungkinkan operator untuk memantau dan menyesuaikan distribusi daya, parameter propulsi, dan mesin bantu sambil mengelola alarm dan status sistem dari anjungan atau ruang kendali mesin.

Selain otomatisasi, IPMS dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan daya tahan. Melalui sentralisasi fungsi propulsi, daya listrik, ventilasi, dan keselamatan.

Mengenai HTMS Chakri Naruebet (CVH-911) adalah kapal induk pertama dan satu-satunya milik Thailand, dan hingga kini merupakan kapal induk terkecil yang beroperasi di dunia.

Dibangun oleh pembuat kapal Spanyol, Bazán, dan berdasarkan desain Príncipe de Asturias, kapal ini dipesan pada tahun 1992, diluncurkan pada tahun 1996, dan diresmikan pada 27 Maret 1997.

Untuk spesifikasinya, kapal memiliki bobot benaman 11.486 ton, dengan panjang 182,6 m, lebar maksimum 30,5 m, dan draft 6,12 m.

Kapal ini ditenagai oleh sistem propulsi gabungan diesel atau gas (CODOG) yang terdiri dari dua turbin gas General Electric LM2500 dan dua mesin diesel Bazán-MTU 16V1163 TB83, dengan kecepatan tertinggi 25,5 knot.

Jangkauan kapal mencapai 10.000 mil laut dengan kecepatan jelajah 12 knot, dapat menampung 62 perwira, 393 pelaut, dan 146 awak pesawat, serta kapasitas untuk 675 pasukan.

Persenjataan kapal meliputi empat meriam otomatis Rheinmetall Mk 20 20 mm, tiga peluncur Sadral untuk rudal darat ke udara Mistral, dan dua senapan mesin 12,7 mm. .

Chakri Naruebet pernah diperkuat dengan sembilan jet tempur AV-8S Matador V/STOL (lepas landas dan mendarat vertikal atau pendek) dan enam helikopter SH-60 Seahawk.

Jet Matador, yang dibeli bekas dari Spanyol dan diperbarui sebelum pengiriman, dipensiunkan pada tahun 2006 karena kurangnya suku cadang, biaya perawatan yang tinggi, dan penggunaan operasional yang terbatas.

Sejak saat itu, Chakri Naruebet terutama hanya mengoperasikan SH-60B Seahawk dan MH-60S Knighthawk, dengan kapasitas hingga 14 helikopter dan sepuluh dalam ruang hanggar. (RBS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *