AIRSPACE REVIEW – Sempat dihentikan pada bulan Mei 2025, karena meningkatnya biaya pengembangan mesin penggeraknya, proyek pesawat ringan LMS-901 Baikal Rusia kembali dilanjutkan.
Dilaporkan, penerbangan perdana pesawat terbang yang kini dibekali dengan mesin turboprop asli buatan Rusia tersebut dijadwalkan akan dilaksanakan pada akhir tahun 2025 ini.
Baikal adalah pesawat ringan serbaguna yang dirancang oleh UZGA (Ural Works of Civil Aviation) sejak 2019, untuk menggantikan pesawat legendaris An-2 era Uni Soviet.
Prototipe Baikal sukses melakukan penerbangan perdananya pada 30 Januari 2022, yang saat itu masih ditenagai dengan mesin turboprop tunggal ini GE H80 buatan Amerika Serikat.
Karena Operasi Militer Khusus Rusia ke Ukraina, penggunaan mesin GE H80 akhirnya dihentikan akibat diembargo oleh Barat.
Tak ada pilihan lain, Rusia akhirnya mengembangkan mesin turboprop lokal VK-800 SM yang diproduksi oleh perusahaan Klimov.
Baikal ditargetkan mampu membawa 9–12 penumpang atau muatan kargo 2 ton sejauh 1.500 km, dengan kecepatan 300 km/jam. Pesawat dapat beroperasi dari landasan pacu pendek yang belum diaspal.
Di kelasnya, Baikal bersaing langsung dengan pesawat Cessna 208 Caravan dan Quest Kodiak, keduanya asal Amerika Serikat.
Rencananya, produksi serial Baikal akan dilakukan dari fasilitas Komsomolsk-on-Amur, sebanyak 30 hingga 50 unit per tahun.
Pesawat serbaguna ini telah dipesan oleh operator Siberia KrasAir dan Aeroservis, dengan tujuh unit akan dikirimkan ke Aeroservis antara tahun 2026 dan 2028.
Lalu Aerokhimflot Rusia, sebuah asosiasi operator penerbangan kehutanan dan pertanian juga telah memesan 120 unit Baikal yang akan diserahkan antara tahun 2026 dan 2030. (RBS)

