Pentagon: Stok rudal Tomahawk AS tidak akan terganggu bila transfer ke Ukraina dilaksanakan, keputusan politik sepenuhnya ada di Presiden Trump

Rudal Tomahawk diluncurkan dari kapal perang ASUS Navy

AIRSPACE REVIEW – Pentagon dilaporkan telah memberi tahu Gedung Putih bahwa rencana pengalihan rudal jelajah Tomahawk ke Ukraina tidak menimbulkan risiko operasional bagi militer AS.

Persetujuan potensial ini menandai langkah besar dalam memperluas kemampuan serangan jarak jauh Kyiv dan menyoroti dukungan Washington terhadap Ukraina.

CNN pada 31 Oktober 2025 mengutip tiga pejabat AS dan Eropa, melaporkan bahwa Staf Gabungan Pentagon tidak melihat risiko operasional dalam pengalihan rudal jelajah jarak jauh Tomahawk ke Ukraina, dan menyerahkan semua keputusan politik kepada Presiden Donald Trump.

Sebelumnya, Trump menekankan bahwa ia tidak akan memberikan kemampuan yang mungkin dibutuhkan AS.

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari Pentagon maupun Gedung Putih, sehingga opsi ini masih bersifat indikatif, bukan formal, lanjut CNN.

Rudal jelajah Tomahawk adalah senjata berpemandu presisi jarak jauh yang mampu menyerang target darat lebih dari 1.000 mil jauhnya dengan hulu ledak konvensional atau nuklir. Rudal ini diluncurkan dari kapal perang permukaan maupun kapal selam.

Meskipun masalah stok senjata AS teratasi, para pejabat AS menyatakan bahwa Ukraina masih harus menyelesaikan pelatihan, perencanaan misi, dan integrasi sebelum senjata tersebut dapat digunakan secara efektif.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya telah secara terbuka mengatakan di X bahwa Ukraina bermaksud untuk memperluas serangan jarak jauhnya sebelum akhir tahun.

Sementara itu pada awal Oktober lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengingatkan bahwa pengiriman rudal jelajah Tomahawk AS ke Ukraina akan memicu tingkat eskalasi baru dan akan merusak hubungan AS-Rusia. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *