AIRSPACE REVIEW – TNI Angkatan Udara akan melakukan pembangunan dalam rangka meningkatkan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan TNI AU (Lanud) Sultan Hasanuddin (HND) di Makassar, Sulawesi Selatan dan Lanud Haluoleo (HLO) di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Rencana pembangunan tersebut meliputi landas pacu, hanggar, fasilitas Quick Reaction Alert (QRA), serta berbagai fasilitas pendukung lainnya.
Seluruh aspek pembangunan dirancang dengan mempertimbangkan faktor keamanan, efisiensi, efektivitas, dan fungsi operasional, agar hasil pembangunan mampu memperkuat pertahanan udara nasional.
Rapat mengenai rencana pembangunan ini dilaksanakan di Mabesau dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI M. Tonny Harjono pada Selasa (28/10).
Rapat juga diisi dengan paparan oleh Waasrena Kasau Marsma TNI Wastum dan dilanjutkan dengan sesi diskusi serta tanya jawab untuk memperdalam berbagai aspek teknis.
Rapat dihadiri oleh Wakasau Marsdya TNI Tedi Rizalihadi dan para pejabat tinggi TNI AU lainnya secara langsung maupun daring.
Sebelumnya pada 19 Oktober 2025, Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Sjafrie Sjamsoeddin melaksanakan kunjungan kerja ke Lanud Sultan Hasanuddin.
Kunjungan tersebut untuk meninjau secara langsung kesiapan dan kapabilitas operasional alutsista strategis TNI AU dan merupakan bagian dari pelaksanaan kebijakan Perisai Trisula Nusantara.
Kebijakan tersebut menekankan integrasi kekuatan darat, laut, dan udara dalam membangun sistem pertahanan yang tangguh, modern, dan berdaya tangkal tinggi.
Kegiatan utama kunjungan Menhan saat itu berfokus pada Skadron Udara 11 yang mengoperasikan jet tempur Su-27/30.
Di lokasi tersebut, Menhan RI menerima paparan rinci mengenai kondisi dan kesiapan alutsista pesawat tempur tersebut.
Dalam arahannya, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menyampaikan bahwa peninjauan ini merupakan bagian integral dari upaya Kemhan RI untuk memastikan seluruh aset pertahanan berada dalam kondisi siaga tertinggi.
Kemhan RI menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pemenuhan kebutuhan logistik, suku cadang dan modernisasi guna menjamin kesiapsiagaan operasional pesawat tempur yang bertugas mengamankan wilayah udara nasional.
Menhan juga memberikan apresiasi kepada seluruh jajaran TNI Angkatan Udara di Lanud Sultan Hasanuddin atas dedikasi dan profesionalisme mereka dalam menjalankan tugas menjaga kedaulatan negara.
Hasil peninjauan dan paparan ini akan menjadi dasar bagi perumusan kebijakan strategis pengadaan dan pemeliharaan alutsista TNI di masa mendatang. (RNS)
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…
AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…
AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…
AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…
AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…
View Comments
Di era drone kamikaze yg trs berkembang dan mematikan, alangkah baiknya infrastruktur hanggar diperkokoh kuat menghadapi gempuran drone-drone kamikaze maupun rudal, penyimpanan bawah tanah untuk pesawat dan peralatan tempur menjadi opsi yg sangat relevan dimasa depan