Air Force

Iran melakukan pengujian pesawat Simorgh buatan dalam negeri untuk menyelesaikan 100 jam penerbangan

AIRSPACE REVIEW – Pesawat angkut militer Simorgh buatan dalam negeri Iran memulai pengujian terbang resmi di Shahin Shahr pada 28 Oktober 2025.

Organisasi Penerbangan Sipil Iran menyatakan, pesawat tersebut harus menyelesaikan 100 jam terbang dalam berbagai kondisi sebelum menerima persetujuan akhir untuk bergabung dengan armada nasional baik sipil maupun militer.

Keberhasilan uji terbang Simorgh merupakan tonggak sejarah yang digambarkan sebagai puncak dari upaya pengembangan yang telah berlangsung lebih dari 15 tahun.

Simorgh adalah pesawat angkut taktis twin-turboprop yang dirancang dan dibangun oleh HESA di Shahin Shahr. Pesawat ini diadaptasi dari versi sipil IrAn-140 (lisensi Antonov An-140 dari Ukraina).

Yang menarik, Simorgh telah mendapatkan modifikasi besar berupa pintu rampa di bagian belakang.

Pintu rampa ini kompatibilitas dengan palet 463L, akomodasi untuk membawa kendaraan ringan dan menampung 52 pasukan dan hingga 24 tandu untuk evakuasi medis.

Untuk spesifikasinya, pesawat memiliki panjang sekitar 23 m, lebar sayap 25 m, dan tinggi 8 m.

Sementara untuk performanya, Simorgh sanggup membawa muatan 6 ton, jangkauan 3.900 km, kecepatan tertinggi sekitar 533 km/jam, dan berat lepas landas maksimum sekitar 21,5 ton.

Simorgh membutuhkan jarak lepas landas dan pendaratan sekitar 1.450 dan 900 meter.

Sebagai tenaga penggeraknya, pesawat menggunakan mesin Klimov TV3-117 yang kemungkinan direkayasa ulang. Ini adalah mesin turboprop kelas 2.500 ps yang terkenal dan banyak digunakan di berbagai desain pesawat bekas Uni Soviet.

Kehadiran Simorgh dilaporkan untuk menggantikan pesawat Fokker F-27 dan C-130E/H yang sudah uzur milik Angkatan Udara Republik Islam Iran.

Di kelasnya, Simorgh akan bersaing langsung dengan Airbus/PTDI CN235, Leonardo C-27 Spartan Italia, dan Antonov An-26 Ukraina. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

48 minutes ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

2 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

5 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

7 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

7 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

7 hours ago