AIRSPACE REVIEW – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan tonggak sejarah negaranya dengan Swedia yang akan memproduksi jet tempur Gripen E di Ukraina. Ia menegaskan, Ukraina membutuhkan setidaknya 250 pesawat tempur di masa depan untuk mempertahankan negaranya.
Perjanjian yang baru-baru ini ditandatangani di Linköping, lokasi kantor pusat Saab AB, merupakan langkah tegas menuju penguatan industri kedirgantaraan Ukraina dan modernisasi angkatan udaranya.
Zelensky menerangkan, perjanjian tersebut mencakup transfer teknologi secara bertahap dan pemasangan jalur perakitan Gripen E serta pengujiannya di Ukraina.
Sumber-sumber pemerintah Swedia menyebut, memorandum tersebut memungkinkan pengiriman 100 hingga 150 jet tempur Gripen E ke Ukraina, dengan jadwal produksi dan integrasi industri yang akan dirinci pada tahap kerja sama selanjutnya.
Zelensky bermaksud memperkuat Angkatan Udara Ukraina dengan pesawat tempur F-16 sumbangan dari Barat dan jet tempur baru Gripen E yang canggih.
Saab, produsen Gripen E, mengonfirmasi kesediaannya untuk mendukung pembentukan rantai produksi Ukraina untuk pesawat tersebut, termasuk perakitan akhir dan pelatihan teknis.
Saat ini, perusahaan memproduksi sekitar 20 hingga 30 pesawat per tahun, tetapi berencana untuk memperluas kapasitas ini dengan investasi di fasilitasnya di Swedia dan Brasil, bekerja sama dengan Embraer.
Gripen E, yang dianggap sebagai salah satu pesawat tempur multiperan tercanggih di kelasnya di dunia, menonjol karena biaya operasionalnya yang rendah, kemampuannya beroperasi di landasan pacu yang pendek atau rusak, serta efisiensi tinggi dalam misi peperangan elektronik.
Karakteristik tersebut dipandang ideal untuk skenario terkini di Ukraina, yang menginginkan armada modern yang mampu bertahan dan bereaksi cepat dalam lingkungan konflik yang intens.
“Perawatan Gripen adalah yang termurah karena membutuhkan lebih sedikit personel. Bagi pilot kami dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat, pelatihan tidak memakan waktu satu setengah tahun, seperti yang terjadi pada F-16, tetapi enam bulan,” kata Zelensky.
Inisiatif untuk memproduksi Gripen di Ukraina juga memiliki kepentingan strategis bagi Saab dan Swedia, yaitu memperluas pengaruh mereka di sektor pertahanan Eropa sekaligus memperkuat perlawanan udara Ukraina.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan, proyek ini akan dikembangkan secara bertahap dan mungkin mencakup kemitraan di masa mendatang dengan negara-negara NATO yang berminat mendukung rekonstruksi dan reindustrialisasi militer Ukraina. (RNS)
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…
AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…
AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…
AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…
AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…
View Comments
"Ia menegaskan, Ukraina membutuhkan setidaknya 250 pesawat tempur di masa depan untuk mempertahankan negaranya."
Setelah perang dengan Rusia selesai walau belum sepenuhnya berakhir, tumpukan utangnya harus segera ditangani pasca perang, mungkin oleh estafet rezim berikutnya setelah Zalensky