Industry

DFA Systems dari AS mengembangkan granat terbang yang dapat diterbangkan tanpa pelatihan khusus

AIRSPACE REVIEW – DFA Systems, perusahaan rintisan yang berkantor pusat di Albuquerque, New Mexico, AS menyatakan sedang mengembangkan Precision Flying Grenade (PFG).

Granat Terbang Presisi ini merupakan pesawat serang nirawak berdesain sederhana yang dapat dioperasikan oleh infanteri biasa tanpa pelatihan khusus.

Pengembangan PFG sebagai respons terhadap kekurangan yang ada pada drone jenis FPV saat ini, yang membutuhkan pelatihan khusus dan drone yang rentan terhadap peperangan elektronik (EW).

DFA Systems mengatakan granat terbang rancangannya dapat mengatasi kedua masalah tersebut melalui kombinasi perangkat lunak dan alat pemandu canggih.

Drone dibekali perangkat lunak penerbangan fly-by-wire (FBW), sehingga untuk menerbangkan PFG jauh lebih mudah dibanding drone FPV tradisional.

PFG juga dibekali sistem kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan drone untuk menemukan dan menyerang target, bahkan di lingkungan tanpa GPS atau komunikasi terbatas.

Untuk mengoperasikan PFG, prajurit dapat dilatih dengan tingkat instruksi yang sama dengan yang dibutuhkan untuk sistem seperti senjata antitank atau senapan mesin, ungkap perusahaan.

Dengan PFG, regu infanteri tidak perlu melakukan reorganisasi, pelatihan ulang khusus, atau menyerahkan tanggung jawab kepada satuan khusus.

Dengan granat terbang ini unit-unit kecil dapat menggunakan amunisi presisi sekali pakai tanpa perlu membangun unit drone khusus atau jalur pelatihan yang panjang. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

12 hours ago