AIRSPACE REVIEW – DFA Systems, perusahaan rintisan yang berkantor pusat di Albuquerque, New Mexico, AS menyatakan sedang mengembangkan Precision Flying Grenade (PFG).
Granat Terbang Presisi ini merupakan pesawat serang nirawak berdesain sederhana yang dapat dioperasikan oleh infanteri biasa tanpa pelatihan khusus.
Pengembangan PFG sebagai respons terhadap kekurangan yang ada pada drone jenis FPV saat ini, yang membutuhkan pelatihan khusus dan drone yang rentan terhadap peperangan elektronik (EW).
DFA Systems mengatakan granat terbang rancangannya dapat mengatasi kedua masalah tersebut melalui kombinasi perangkat lunak dan alat pemandu canggih.
Drone dibekali perangkat lunak penerbangan fly-by-wire (FBW), sehingga untuk menerbangkan PFG jauh lebih mudah dibanding drone FPV tradisional.
PFG juga dibekali sistem kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan drone untuk menemukan dan menyerang target, bahkan di lingkungan tanpa GPS atau komunikasi terbatas.
Untuk mengoperasikan PFG, prajurit dapat dilatih dengan tingkat instruksi yang sama dengan yang dibutuhkan untuk sistem seperti senjata antitank atau senapan mesin, ungkap perusahaan.
Dengan PFG, regu infanteri tidak perlu melakukan reorganisasi, pelatihan ulang khusus, atau menyerahkan tanggung jawab kepada satuan khusus.
Dengan granat terbang ini unit-unit kecil dapat menggunakan amunisi presisi sekali pakai tanpa perlu membangun unit drone khusus atau jalur pelatihan yang panjang. (RBS)

