AIRSPACE REVIEW – Dinas Keamanan Ukraina (SBU) meluncurkan generasi terbaru platform serangan maritim tak berawak (USV) yang dinamai “Sea Baby”.
Varian baru ini memiliki jangkauan lebih jauh hingga 1.500 km dan kapasitas muatan lebih berat, mencapai 2.000 kg.
Disebutkan, drone tersebut telah digunakan dalam serangan terhadap tiang penyangga Jembatan Krimea pada 3 Juni 2025.
Dikembangkan secara internal oleh Direktorat Kontra Intelijen Militer ke-13 Ukraina, Sea Baby didanai melalui donasi publik yang dikumpulkan melalui inisiatif penggalangan dana UNITED24.
Selain versi drone kamikaze, Sea Baby juga memiliki dua konfigurasi sistem persenjataan yang berbeda bertindak sebagai drone serang.
Pertama, dilengkapi dengan menara senapan mesin kendali jarak jauh yang distabilkan giroskop dan dilengkapi fitur akuisisi dan pengenalan target otomatis.
Kedua dilengkapi dengan sistem roket peluncur multi laras Grad 10 barel yang diadaptasi untuk penggunaan di laut.
Operasi angkatan laut tanpa awak Ukraina telah menjadi ciri khas perang maritim di kawasan Laut Hitam.
Meningkatnya efektivitas armada USV Ukraina telah memaksa Angkatan Laut Rusia untuk memindahkan sebagian besar kapal angkatan lautnya dari Krimea ke pelabuhan Novorossiysk, ratusan kilometer di sebelah timur.
Tindakan ini memungkinkan Ukraina untuk memulihkan ekspor biji-bijian melalui jalur laut dan menantang kendali Rusia atas jalur-jalur laut utama.
SBU menyatakan bahwa pihaknya terus mengembangkan sistem tak berawak permukaan air dan bawah air canggih lainnya, meskipun rincian proyek tersebut masih dirahasiakan. (RBS)

