AIRSPACE REVIEW – Presiden AS Donald Trump dalam pidatonya baru-baru ini di Yerusalem, menyatakan bahwa negaranya baru saja memesan 28 pesawat pengebom B-2 yang telah ditingkatkan.
Pernyataan Trump tersebut otomatis menarik perhatian para analis militer dan media khusus untuk menelaah lebih lanjut, karena hal itu jelas menimbulkan kebingungan.
Sebab, sejauh ini belum ada pemberitaan mengenai kontrak untuk peningkatan pengebom B-2 Spirit, pesawat pengebom berharga sangat mahal yang hanya dibuat sebanyak 21 unit serta produksinya telah dihentikan sekitar 25 tahun lalu.
Menurut para ahli yang dikutip oleh berbagai publikasi, termasuk TWZ, kemungkinan besar pernyataan Trump mengacu pada pesawat pengebom siluman Northrop Grumman B-21 Raider terbaru.
B-21 yang berdimensi lebih kecil dari B-2 memang dirancang sebagai penerus pesawat pengebom lama yang bentuknya menyerupai kelelawar tersebut.
Saat ini Angkatan Udara AS (USAF) masih melakukan pengujian terbang pesawat B-21 Raider sebelum pesawat ini diproduksi secara massal.
Dalam dokumen terdahulu dikatakan bahwa USAF membutuhkan setidaknya 100 unit pesawat pengebom B-21 Raider, dengan kemungkinan penambahan hingga 120 unit.
B-21 Raider secara resmi diluncurkan pada Desember 2022. Pesawat ini dikembangkan untuk menggantikan pesawat pengebom B-1B Lancer dan B-2 Spirit yang menua secara bertahap.
Northrop Grumman mengirimkan prototipe kedua B-21 kepada USAF beberapa minggu yang lalu, seiring dengan proses pengujian dan sertifikasi yang terus berjalan.
Pesawat pengebom baru ini dianggap sebagai pesawat “generasi keenam” pertama di dunia, yang dirancang dengan arsitektur digital terbuka, sistem kecerdasan buatan (AI) internal, dan kemampuan siluman canggih yang secara drastis mengurangi jejak radarnya.
Sementara itu, secara paralel, sebanyak 19 pesawat B-2 yang digunakan USAF saat ini sedang menjalani program modernisasi dan pemeliharaan yang komprehensif.
Pada tahun 2024, Northrop Grumman menerima kontrak senilai sekitar 7 miliar USD untuk meningkatkan dan memperpanjang masa pakai armada.
Paket ini mencakup penggantian sistem elektronik, integrasi teknologi komunikasi baru, dan pemeliharaan struktural yang komprehensif, yang memungkinkan B-2 untuk terus beroperasi hingga B-21 beroperasi penuh.
Atas pernyataan Trump, Pentagon belum mengeluarkan konfirmasi resmi mengenai hal ini.
Para analis menduga bahwa angka yang disebutkan oleh Trump memang merujuk pada rencana pembelian B-21 Raider atau sebuah tonggak penting dalam jadwal anggaran Angkatan Udara.
Kalau saja, pernyataan Trump memang aslinya adalah merujuk pada pesawat pengebom B-2, maka jalur produksi pesawat ini kemungkinan kembali dibuka untuk pesanan baru sebanyak 28 pesawat.
Tetapi, hal itu tentu menjadi proyek baru yang dapat menghambat pendanaan produksi B-21 Raider yang baru. (RNS)
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…
AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…
AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…
AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…
AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…