AIRSPACE REVIEW – Prancis sedang mempertimbangkan untuk memodernisasi pesawat tempur multiperan Mirage 2000D-nya guna menjalankan misi baru yang lebih khusus, yaitu menghancurkan drone kamikaze jarak jauh Shahed Rusia.
Seperti diketahui, di medan perang Ukraina drone Shahed yang dioperasikan Rusia telah menjadi ancaman serius yang dapat menghancurkan aset-aset penting militer Ukraina.
Kepala Staf Angkatan Udara dan Antariksa Prancis dikutip oleh Opex360 mengatakan, alasan di balik modernisasi ini tidak hanya terkait dengan pembelajaran Ukraina tetapi juga dengan kekhawatiran keamanan Prancis sendiri.
Drone jarak jauh Rusia menimbulkan ancaman objektif terhadap wilayah Prancis, yang berada dalam jangkauan operasionalnya jika diluncurkan dari Kaliningrad atau Belarus.
Meskipun detail peningkatan yang direncanakan belum diungkapkan, salah satu opsi yang memungkinkan adalah mengintegrasikan roket berpemandu FZ275 LGR 70 mm Thales. Senjata ini sangat diminati karena efektivitasnya terhadap target udara kecil.
Upaya Prancis untuk memodernisasi Mirage 2000D terinspirasi oleh langkah Amerika Serikat yang melengkapi jet tempur F-16 dan F-15E dengan roket berpemandu APKWS.
Modifikasi semacam itu memungkinkan pesawat untuk menghancurkan puluhan target udara dalam satu serangan mendadak.
Satu jet F-15E, misalnya, dilaporkan dapat menyerang hingga 50 drone per misi menggunakan senjata tersebut.
Namun, mengintegrasikan senjata baru ke dalam pesawat tempur bukanlah proses yang sederhana. Proses ini tidak hanya membutuhkan pemasangan fisik tetapi juga pembaruan perangkat lunak kendali tembakan dan sistem elektronik pesawat, sebuah prosedur yang rumit dan memakan waktu.
Pengalaman Prancis dengan program modernisasi RMV (Rénovation à Mi-Vie) pesawat tempur Mirage 2000D saat ini menggambarkan tantangan tersebut.
Di bawah program RMV, Mirage 2000D mendapatkan kompatibilitas dengan rudal udara ke udara MICA IR dan pod senjata CC422, tetapi tidak dengan bom presisi AASM Hammer, meskipun dirancang untuk misi serangan darat.
Jet Mirage 2000D awalnya muncul pada pertengahan 1990-an sebagai pesawat serang sementara. Pesawat ini dikembangkan untuk mengisi kekosongan akibat penundaan program Rafale.
Keputusan untuk memodernisasi pesawat Mirage 2000D untuk peran antidrone dinilai merupakan keputusan yang logis dan hemat biaya.
Prancis saat ini mengoperasikan sekitar 60 pesawat Mirage 2000D di mana 55 di antaranya sedang ditingkatkan ke versi RMV.
Menggunakan badan pesawat ini untuk tugas intersepsi drone akan jauh lebih ekonomis daripada menggunakan pesawat Rafale Prancis yang lebih canggih dan mahal, yang jumlahnya sekitar 100 unit.
Terakhir, potensi modernisasi jet Mirage 2000D oleh Prancis dengan roket FZ275 LGR Thales mungkin juga sangat menarik bagi Ukraina.
Kyiv diperkirakan akan menerima pesawat tempur Mirage 2000F-5, dan peningkatan serupa dapat meningkatkan efektivitas mereka dalam melawan ancaman drone yang terus-menerus di langit Ukraina. (RNS)

